Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Agak Lain, Film Layar Tancap Digelar di Pemakaman, untuk Siapa?

Kemas Irawan Nurrachman , Jurnalis-Jum'at, 05 Juli 2024 |14:31 WIB
Agak Lain, Film Layar Tancap Digelar di Pemakaman, untuk Siapa?
Agak Lain, Film Layar Tancap Digelar di Pemakaman, untuk Siapa? (Foto: X/Thaiger News)
A
A
A

PEMUTARAN film layar tancap di ruang terbuka, biasanya dilakukan saat menggelar acara resepsi pernikahan atau acara lainnya. Namun di negara ini, pemutaran film digelar di lokasi pemakaman.

Pemutaran film ini digelar di lokasi pemakaman Provinsi Nakhon Ratchasima di timur laut Thailand mulai 2-6 Juli 2024. Di lokasi ini terdapat 2.800 jenazah yang dimakamkan.

Deretan bangku kosong disusun denga rapih, layaknya kursi tersebut akan diduduki oleh penonton. Selama pemutaran film di udara terbuka, hanya empat anggota staf yang hadir dan sisa kursi dibiarkan kosong.

Film diputar mulai pukul 7 malam hingga tengah malam setiap hari. Staf juga mengadakan pesta untuk para roh, dengan membakar persembahan kertas seperti makanan, rumah model, kendaraan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari.

Komunitas Tionghoa di Thailand sangat menghormati dan menjunjung tinggi leluhur mereka (Foto: SCMP)
Komunitas Tionghoa di Thailand sangat menghormati dan menjunjung tinggi leluhur mereka (Foto: SCMP)

Pemutaran film ini diadakan untuk mengenang para arwah warga keturunan China yang meninggal di Thailand. Sekaligus memberi 'mereka' bentuk hiburan modern, menurut KhaoSod, sebuah surat kabar harian Thailand.

Somchai, penyelenggara acara dari Yayasan Sawang Metta Thammasathan, mengatakan pemutaran film untuk orang yang meninggal setelah Festival Ching Ming atau sebelum Festival Perahu Naga merupakan kebiasaan tradisional di banyak komunitas warga keturunan China di Thailand.

 

Sementara itu, Yanawut Chakrawattisawang, kontraktor acara tersebut, mengatakan awalnya ia merasa takut memutar film di kuburan. Namun, ia menggambarkan pengalaman itu sebagai unik dan positif.

Yanawut menjelaskan, pemutaran film ini adalah pengalaman pertama kalinya ia memberi hiburan bagi orang yang sudah meninggal.

Seorang pengamat daring menulis di Weibo mengatakan, “Acara pemutaran film ini sebenarnya adalah ide yang sangat hangat untuk membuat orang yang sudah meninggal merasa puas dan yang masih hidup merasa tenang.”

Masyarakat tersebut masih percaya bahwa roh dapat berdiam di dunia manusia karena keinginan yang tidak terpenuhi. Dengan mengadakan upacara-upacara seperti itu, jiwa-jiwa tersebut dapat dihibur, dan dibuat merasa diingat dan dihormati, yang pada gilirannya mengurangi “gangguan” mereka terhadap orang yang masih hidup.

(Kemas Irawan Nurrachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement