THAILAND menjadi salah satu negara berkembang yang mengalami pengurangan populasi sekitar setengahnya. Banyak dari warga negara tersebut memilih tidak memiliki keturunan dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya.
Pemerintah negeri gajah putih pun harus berupaya mengubah undang-undang agar bisa mendorong angka kelahiran lebih banyak.
Mengutip Channel News Asia, setidaknya sudah empat tahun sejak pernikahan Sira Kitpinyochai dan Boontarika Namsena, sebuah keluarga di Thailand yang memilih merawat 11 kucing daripada harus memiliki anak hasil perkawinan mereka.
Mereka sudah memutuskan untuk tidak menjadi orangtua sebelum keduanya naik pelaminan. Pasangan itu merasa memiliki anak akan membutuhkan biaya besar yang harus dikeluarkan.
Ditambah beban lainnya seperti pengeluaran rumah tangga dan kebutuhan untuk hari tua. Mereka bahkan mengaku tak punya banyak waktu untuk merawat seorang anak.
“Sebagian besar waktu kami berada di kantor adalah 10 hingga 12 jam (sehari),” kata Boontarika.
“Bagaimana kami punya waktu untuk merawat anak-anak kami?” sambungnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemasaran Thailand, Anchalee Chaichanavijit juga memikirkan hal serupa. Dia mengaku enggan memiliki anak karena tuntutan kehidupan profesionalnya yang sangat padat dan berat.
Anchalee merasa membesarkan anak merupakan salah satu tugas berat yang menuntut tambahan energi, uang, sumber daya, dan waktu yang mungkin tidak bisa diberikannya.