WAKIL Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo meninjau destinasi terintegrasi kawasan Parapuar di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang merupakan bagian dari Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo.
Parapuar merupakan kawasan yang dikelola oleh Kemenparekraf melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Pengembangan kawasan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsep Etno, Eco, Edu based on Nature Conservation (E3NC).
"Pengembangan kawasan ini dilakukan dengan pendekatan keberlanjutan yang diharapkan dapat memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan bagi wisatawan," kata Wamenparekraf Angela usai meninjau Kawasan Parapuar, Kamis, 6 Juni 2024, mengutip laman Kemenparekraf.
Konsep Etno sendiri menekankan pentingnya memahami dan mempertahankan warisan budaya lokal, kearifan lokal, dan identitas etnik Manggarai dan Flores. Pelibatan dan partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas merupakan penerapan prinsip community based development dan public, private and people partnership yang merupakan bagian dari prinsip etno tourism.
(Foto: dok. Kemenparekraf)
Sementara Eco merupakan konsep yang menekankan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati (bio diversity), ekosistem laut, pesisir dan daratan, serta praktik ramah lingkungan dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan.
Sedangkan Edu adalah konsep yang menekankan pada peningkatan pengetahuan, kesadaran dan tanggung jawab masyarakat lokal serta wisatawan tentang kualitas, keberlanjutan serta konservasi alam dan budaya.
Nature conservation mencakup upaya untuk melindungi dan memulihkan ekosistem alam, konservasi flora dan fauna terancam, endemik, unik dan langka.