Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Waspada Sindrom MIP-C Langka Berkaitan dengan Covid-19, Bisa Picu Kerusakan Paru

Devi Pattricia , Jurnalis-Rabu, 22 Mei 2024 |12:55 WIB
Waspada Sindrom MIP-C Langka Berkaitan dengan Covid-19, Bisa Picu Kerusakan Paru
Waspada sindrom MIP-C berkaitan dengan Covid-19. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

TERJADINYA gelombang Covid-19 di Singapura menarik perhatian dunia. Bagaimana tidak? Covid-19 kini telah berstatus endemi namun pertumbuhan sub varian dan kasusnya mendadak signifikan.

Bahkan terdapat dugaan bahwa kasus Covid-19 di Singapura ada kaitannya antara penyakit autoimun. Kasus ini dikenal dengan istilah dermatomiositis positif Anti-MDA5 atau MIP-C.

Menurut Dokter Spesialis Paru, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K), MIP-C menjadi kelainan autoimun yang langka dan dapat menyebabkan munculnya jaringan parut parah pada paru-paru. Penyakit ini pertama kali dicatat pada 2005.

“Anti-MDA5-positive dermatomyositis (MDA5+-DM) sendiri pertama kali dijelaskan pada 2005 dengan gejala nyeri otot, radang sendi, ruam dan jaringan parut paru yang parah,” kata Prof. Erlina dikutip dari cuitkan akun X resminya @erlinaburhan, Rabu (22/5/2024).

Prof. Erlina menjelaskan bahwa MIP-C menyerang protein MDA5 sebagai sistem kekebalan tubuh yang mampu mendeteksi virus RNA, termasuk Covid-19. Nantinya Protein MDA5 itu akan melawan virus yang masuk ke dalam tubuh.

Namun, pasien MIP-C akan mengenali protein MDA5 sebagai benda asing dan menyerangnya. Di sisi lain, RNA juga akan memicu respon kekebalan yang kuat dan menjadikan MDA5 sebagai sasarannya.

Covid-19

“Sedangkan orang dengan MIP-C, akan 'mengenali' protein MDA5 sebagai benda asing dan menyerangnya. Bisa juga RNA picu respons kekebalan yang kuat sehingga MDA5 jadi sasaran,” ujarnya.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Leeds di Inggris dan Fakultas Kedokteran California San Diego ditemukan adanya bahwa lonjakan kasus MDA5+-DM pada populasi Yorkshire, Inggris. Pada Januari 2018 dan Desember 2019, hanya ada enam kasus MDA5+ yang teridentifikasi.

Namun, Prof. Erlina mengungkap bahwa peningkatan kasusnya terus bertambah drastis sejak terjadinya Pandemi Covid-19 gelombang kedua. Bahkan ditemukan adanya 60 kasus baru dari tahun 2020-2022 dan delapan di antaranya memiliki riwayat Covid-19.

“Pada 2021 setelah gelombang kedua infeksi SARS-CoV-2 di Inggris mencatat adanya peningkatan jumlah kasus baru. Dari 60 kasus tersebut, delapan di antaranya memiliki riwayat terkonfirmasi Covid-19,” ujar Prof. Erlina.

Meski begitu, kebanyakan pasien tidak terkonfirmasi riwayat Covid-19, tetapi kemungkinan mereka terpapar dengan kondisi ringan atau tanpa gejala. Prof. Erlina menyatakan bahwa lonjakan kasus MIP-C ini sempat tumpang tindih dengan angka positif Covid-19 pada 2021 di Yorkshire.

Hal ini membuat para ilmuwan beranggapan ada kemungkinan besar penyebab meningkatnya kasus MIP-C, salah satunya karena Covid-19.

“Sehingga menunjukkan bahwa kemungkinan besar penyebabnya adalah Covid. Para peneliti juga menyatakan bahwa 58% dari 60 pasien sudah menerima vaksinasi Covid,” katanya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement