Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

WHO Peringatkan Rumah Sakit Gaza Akan Kehabisan Bahan Bakar dalam 3 Hari

Firly Aghisty Cahyarani , Jurnalis-Rabu, 15 Mei 2024 |11:00 WIB
WHO Peringatkan Rumah Sakit Gaza Akan Kehabisan Bahan Bakar dalam 3 Hari
Rumah sakit di Gaza bakal kehabisan bahan bakar. (Foto: Aljazeera)
A
A
A

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan rumah sakit di Gaza akan kehabisan bahan bakar hanya dalam tiga hari. Tentunya hal ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.

Situasi yang sangat mengkhawatirkan ini disebabkan oleh pengawasan yang dilakukan Israel terhadap perbatasan, sehingga menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa pasokan bahan bakar yang telah diperkirakan akan diizinkan masuk ke Gaza oleh PBB telah diblokir.

Hal ini menyebabkan kekurangan pasokan bahan bakar, sehingga rumah sakit di Gaza hanya memiliki pasokan yang cukup untuk tiga hari ke depan. Melansir dari Al Jazeera Rabu (15/5/2024), saat ini, situasi yang sedang terjadi di Rafah sangat mengkhawatirkan, dimana rumah sakit utama, Al-Helal Al-Emairati, berhenti menerima pasien karena kekurangan bahan bakar.

Rumah sakit tersebut menangani hampir separuh kelahiran di Gaza, kini hanya menyisakan beberapa fasilitas lain untuk memberikan perawatan medis. Menurut Bantuan Medis untuk Palestina (MAP), Marwan Homs, kepala Rumah Sakit Abu Youssef al-Najjar di Rafah, menyampaikan bahwa rumah sakit tersebut tidak lagi beroperasi.

Perang Israel dan Palestina

Sebab semua staf telah diperintahkan untuk mengungsi. Dia juga menjelaskan jika Rumah Sakit Abu Youssef al-Najjar di Rafah berhenti beroperasi, maka sistem kesehatan di wilayah tersebut hanya dapat mengandalkan beberapa fasilitas lain. Termasuk yang ada di Rumah Sakit Kuwait yang memiliki kapasitas sekitar 16 tempat tidur.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin diperburuk oleh fakta bahwa lebih dari 1,4 juta warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka di wilayah utara, serta banyak di antara mereka kini mencari perlindungan di tenda-tenda dan tempat tinggal sementara. Para pengungsi ini kesulitan mendapatkan akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan obat-obatan.

WHO mengeluarkan peringatan saat Israel semakin mengencangkan kendali mereka di Gaza, dengan pasukan militer yang menguasai perbatasan di Rafah. Tindakan ini tidak hanya menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan, tetapi juga menyerang fasilitas medis dan pendidikan di wilayah tersebut.

Badan pengungsi PBB, UNRWA, melaporkan bahwa lebih dari 50 ribu orang telah meninggalkan Rafah sejak operasi militer Israel dimulai, dengan rata-rata 200 orang telah meninggalkan wilayah tersebut setiap jamnya.

Banyak dari pengungsi ini menuju ke Deir el-Balah di Gaza tengah dan Khan Younis di selatan, yang mengalami kerusakan parah akibat konflik tersebut.

WHO telah meminta masyarakat internasional dan pemerintah AS untuk menekan Israel agar mengakhiri operasi militernya dan membuka kembali penyeberangan perbatasan untuk dapat melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Organisasi tersebut juga mendesak Israel untuk mengizinkan agar tenaga medis dan pasien melakukan perjalanan ke negara lain untuk mendapatkan perawatan, karena banyak yang tidak dapat mengakses perawatan medis akibat pembatasan.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement