LUPUS adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh.
Pengidap lupus biasanya ditandai dengan kemerahan pada wajah yang mirip seperti gigitan serigala. Selain itu muncul ruam kupu-kupu pada pipi dan hidung, dan terjadi kerontokan rambut.
Lantas siapa saja yang bisa terkena lupus?
Anggota Unit Kerja Koordinasi Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Reni Ghrahani Majangsari, SpA(K), MKes lupus bisa terjadi oleh siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak. Hal itu karena seseorang memiliki kerentanan genetik dan dipicu oleh faktor lingkungan atau infeksi kuman tertentu.
Namun dr Reni mengatakan kondisi ini banyak dialami oleh anak-anak. Persentase penyakit lupus pada anak-anak sebesar 20 persen.
"Kalau lupus terjadi pada anak-anak biasanya gejalanya lebih berat daripada orang dewasa karena keterlibatan organ yang lebih banyak," tuturnya dalam webinar IDAI bertajuk 'Lupus Pada Anak', Selasa 7 Mei 2024.
Dokter Reni juga mengungkapkan kalau penyakit lupus banyak terjadi pada anak perempuan. Perbandingannya 9:1, jadi bisa dikatakan kalau anak perempuan sembilan kali lipat lebih rentan terkena lupus dibanding laki-laki.
"Kebanyakan terjadi pada anak perempuan di usia 11-12 tahun," ucapnya.
Penyebab anak perempuan lebih rentan mengidap lupus karena faktor estrogen.