KETERBATASAN tak menghalangi seseorang untuk terus semangat bekerja. Hal itu yang dialami oleh seorang penulis dan juga guru bahasa Inggris bernama Engkus.
Engkus sendiri mengidap celebral palsy sejak usianya tiga tahun. Dia mengalami kelumpuhan pada tangan dan kakinya. Selain itu juga cara bicaranya kaku dan sulit sehingga terdengar kurang jelas. Namun sejak kecil almarhum ibunya sudah menstimulasi Engkus untuk belajar bahasa Inggris.
Sebanyak 15 buku bahasa Inggris yang ibunya pinjam dari saudara dan keponakan untuk diberikan kepada Engkus. Meski tinggal di plosok Sukabumi, namun almarhum ibunya tetap semangat mengajarinya bahasa Inggris. Hingga kini Engkus jadi sosok yang pintar.