Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bali Selatan Disebut Overtourism, Bagaimana Persiapan World Water Forum 2024?

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Senin, 29 April 2024 |19:41 WIB
Bali Selatan Disebut <i>Overtourism</i>, Bagaimana Persiapan World Water Forum 2024?
Ilustrasi (Foto: Kemenparekraf)
A
A
A

BELUM lama ini overtourism di Bali menjadi sorotan tajam. Bukan hanya dari kalangan pelancong lokal, namun tak sedikit turis asing yang juga mulai mengeluhkan kepadatan wisatawan di sana. Salah satu kawasan di Bali yang dianggap telah mengalami overtourism ialah Bali Selatan.

Padahal, dalam waktu dekat, wilayah tersebut sendiri akan menjadi lokasi utama penyelanggaraan event besar World Water Forum (WWF) ke-10 edisi 2024.

Menanggapi hal ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memastikan bahwa pemerintah daerah sudah menyiapkan segala antisipasi.

Salah satunya, dengan menyiapkan agenda wisata yang nantinya akan direkomendasikan untuk para delegasi WWF, agar mereka tidak terpusat di kawasan Bali Selatan saja.

Infografis Wisata Alam di Tabanan

"Pemda sudah bagus ya, dia sudah punya bikin travel pattern untuk wilayah-wilayah lain, kita Kemenparekraf tentu mendukung itu dan kita yang harus bertugas memasarkan itu semua supaya orang terinfo ada apa saja, ada pilihan apa saja ketika dia (para delegasi) hadir di sana," ungkap Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya, di The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (29/4/2024).

Menurutnya, hal tersebut bisa dikondisikan selama para delegasi tergabung dalam sebuah konferensi sehingga jadi lebih mudah diarahkan sehingga tidak terpusat di wilayah Bali Selatan saja.

Namun, dirinya menilai salah satu tantangannya adalah pihaknya tidak bisa menerapkan dan merealisasikan rencana agenda wisata tersebut jika para delegasi justru memilih ke beberapa wilayah lain, sehingga mereka tersebar.

“Kalau di dalam konferensi sih biasanya lebih mudah kan tertata, tapi begitu dia menyebar. Nah ini kan tantangannya,” ungkapnya.

“Jadi pre event itu memang harus sudah terkomunikasikan, apa-apa saja yang bisa diam mendapatkan pengalaman ketika menghadiri event itu,” lanjutnya.

Sebagai informasi, delegasi World Water Forum ke-10 akan mengunjungi salah satu desa wisata andalan yang ada di Bali, yakni Desa wisata Jatiluwih.

Event tersebut sendiri merupakan penyelenggaraan forum air internasional terbesar di dunia yang akan diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024.

Infografis Jenis Dokumen Perjalanan Bisnis

World Water Forum ke-10 ini akan menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkenalkan keragaman budaya dan pariwisata, khususnya Bali kepada dunia.

Event ini juga mengenalkan bagaimana Indonesia menjaga dan merawat sumber daya alam sebagai bagian dari budaya dan juga sumber kehidupan.

Selain berkunjung ke Jatiluwih, delegasi World Water Forum juga akan diajak untuk melakukan prosesi melukat, yang merupakan salah satu tradisi atau upacara yang biasa dilakukan oleh umat Hindu, khususnya di Bali.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement