KEKACAUAN yang semakin mencekam di wilayah Haiti berdampak pada pelayaran Royal Caribbean.
Kondisi tersebut membuat Royal Caribbean melakukan penyesuaian pelayaran ke tujuan populer di wilayah Laut Karibia tersebut.
Menurut laporan Independent, di tengah kegaduhan yang semakin ditimbulkan para gangster di Haiti, Royal Caribbean memutuskan untuk tidak berlayar ke semenanjung Labadee di pantai utara negara tersebut pada bulan Mei ini.
Pemberhentian tersebut sebenarnya telah dimulai pada pertengahan bulan Maret saat bandara ditutup dan penerbangan dibatalkan.
"Tim Keamanan Global dan Intel Royal Caribbean memantau dengan cermat perkembangan situasi di Haiti," ungkap juru bicara perusahaan pelayaran tersebut kepada Independent.
"Keselamatan dan keamanan para tamu, kru, dan komunitas yang kami kunjungi adalah prioritas utama kami," tambah perwakilan tersebut.
Kapal dan rencana perjalanan yang harus terganggu pada bulan Mei tersebut termasuk Allure of the Seas, Adventure of the Seas, Wonder of the Seas, dan Symphony of The Seas.
"Kami akan terus memantau dan menilai kembali panggilan telepon sesuai kebutuhan, dan akan mengomunikasikan kabar terkini kepada para tamu secara langsung," kata Royal Caribbean dalam pernyataannya.
Departemen Luar Negeri AS memberikan peringatan kepada warga Amerika untuk tidak mengunjungi wilayah Haiti terlebih dahulu seperti Kota Port au Prince pada Juli 2023 karena terdapat penculikan, kejahatan, kerusuhan sipil, dan juga layanan kesehatan yang tidak memadai.
Di saat ketegangan kali ini, New York Jack Brewer meluncurkan operasi swasta untuk mengevakuasi para warga Amerika di Haiti dengan selamat.
Terlebih situasi yang semakin buruk, para gangster dengan sengaja membakar rumah-rumah, menyerbu penjara dan membantu sekitar 4.000 tahanan melepaskan diri.
PBB melaporkan bahwa jutaan orang harus mengalami kelaparan karena banyaknya pelabuhan dan jalu untuk memasok makanan terputus.
Selain itu, sekitar lebih dari 360 ribu orang harus mengungsi akibat kekerasan dan kejahatan yang terjadi di wilayah tersebut.
Pada situasi yang kian memanas, Ariel Henry yang merupakan Perdana Menteri Haiti mengumumkan rencana pengunduran dirinya.
(Rizka Diputra)