Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perempuan Hamil Terlalu Muda dan Terlalu Tua Sebabkan Risiko Tinggi, Begini Penjelasannya

Leonardus Selwyn Kangsaputra , Jurnalis-Kamis, 18 April 2024 |14:00 WIB
Perempuan Hamil Terlalu Muda dan Terlalu Tua Sebabkan Risiko Tinggi, Begini Penjelasannya
Risiko hamil saat usia terlalu muda dan terlalu tua. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

WAKIL Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH, menyatakan bahwa kehamilan perempuan di bawah usia 20 tahun ataupun di atas 35 tahun berdampak terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), yang mengatakan kehamilan pada perempuan usia reproduksi sehat, yaitu 20 hingga 35 tahun, dinilai paling tidak berisiko.

Menurut Prof. Dwiana yang juga seorang peneliti, kehamilan pada ibu berusia di bawah 20 tahun akan lebih berisiko mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan), eklampsia (kejang selama kehamilan), dan infeksi. Kondisi ini akan membuat ibu berisiko melahirkan secara prematur dan janin lahir dengan berat badan rendah.

Di sisi lain, kehamilan pada ibu usia tua dapat meningkatkan risiko kelainan kromosom, kecatatan kongenital, berat badan bayi lahir rendah, bahkan kematian neonatus (bayi berumur 0–28 hari). Pada saat persalinan, mereka cenderung membutuhkan tindakan, seperti induksi hingga operasi caesar.

Ibu Hamil

Selain faktor usia ibu, ada hal lain yang menyebabkan kehamilan menjadi lebih berisiko. Salah satunya adalah kondisi medis sebelum kehamilan, di antaranya hipertensi, diabetes, obesitas, autoimun, penyakit ginjal, penyakit tiroid, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Penyakit infeksi seperti HIV/AIDs juga dapat mengganggu proses kehamilan dan persalinan.

Oleh karena itu, ibu hamil yang memiliki masalah medis harus mendapat pengawasan dari dokter spesialis selama kehamilan dan persalinan, serta mendapatkan tatalaksana yang sesuai. Selain kondisi medis, faktor lain yang berpengaruh terhadap risiko kehamilan ibu adalah konsumsi rokok—baik oleh perokok aktif maupun pasif—, alkohol, dan narkotika.

Merokok saat kehamilan menyebabkan janin berisiko mengalami kelahiran prematur, cacat lahir, dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Meminum alkohol mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin (Fetal Alcohol Spectrum Disorders/FASDs), sedangkan mengonsumsi narkotika meningkatkan peluang keguguran kandungan dua kali lipat lebih besar.

Untuk menciptakan kondisi kehamilan yang aman, calon ibu harus dalam kondisi sehat. Pemeriksaan sebelum kehamilan penting dilakukan, terutama bagi perempuan yang berusia di atas 35 tahun. Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak adanya kondisi medis yang dapat membahayakan ibu dan janin.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement