KASUS Demam Berdarah Dengue (DBD) semakin marak di Indonesia. Bahkan, sejumlah wilayah seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kabupaten Nagekeo sampai menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Untuk itu, beragam upaya pencegahan dengue terus digalakkan agar masyarakat bisa terhindar dari penyakit DBD, mulai dari kampanye 3M hingga menyediakan vaksin DBD berupa Dengvaxia dan QDenga.
Akan tetapi, Dokter sekaligus Praktisi Kesehatan, dr Ngabila mengatakan vaksin merk QDenga belum bisa diberikan kepada kalangan ibu hamil dan menyusui. Sebab, belum memiliki data pasti keamanannya.
“Vaksin DBD merk QDenga belum bisa diberikan untuk ibu hamil dan ibu menyusui, karena belum ada data keamanannya. Selain kondisi tersebut (misal pasien dengan komorbid apapun) selama dalam rentang usia 6-45 tahun maka dapat diberikan vaksin tersebut,” kata Ngabila dikutip dari keterangan resminya, Selasa (2/4/2024).

Meskipun perlindungan antibodi yang diberikan oleh vaksin DBD memang memiliki keefektifan hingga 95 Persen mencegah sakit dan kematian DBD. Selain itu vaksin ini dapat bertahan selama 4,5 tahun di dalam tubuh. Tetapi Ngabila menuturkan setelahnya vaksin dalam tubuh akan kembali mengalami penurunan perlindungan menjadi 60 Persen.
“Vaksin DBD QDenga 95 Persen efektif mencegah sakit dan kematian akibat DBD tipe DEN 1,2,3,4,” ucap Ngabila.
Selain itu, Badan POM (BPOM) juga menambahkan kalau berdasarkan analisis terhadap data keamanan dari studi klinik fase 1, fase 2, dan fase 3 pada usia 6-45 tahun, vaksin QDenga secara keseluruhan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.