RUMAH Sakit Al-Shifa kini menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan yang beroperasi di sebagian wilayah Utara, dan juga menjadi kamp pengungsian bagi ratusan warga sipil. Namun pada Senin, 18 Maret tepatnya dini hari, pasukan Israel kembali menyerang Rumah Sakit Al-Shifa setelah sebelumnya melakukan serangan pada November 2023.
Serangan 18 Maret ini telah menewaskan lebih dari 20 orang pria bersenjata serta memicu kebakaran hebat di pintu masuk kompleks rumah sakit. Melansir dari Reuters Selasa (19/3/2024), seorang warga yang tinggal satu kilometer dari rumah sakit mengatakan bahwa serangan dimulai sekitar pukul 01.00 dini hari.
“Tiba-tiba, kami mulai mendengar suara ledakan, beberapa kali pengeboman, dan tak lama kemudian tank mulai berguling, mereka datang dari jalan barat menuju Al Shifa, kemudian suara tembakan dan ledakan semakin meningkat. Kami tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya ini adalah invasi kembali ke Kota Gaza,” ujar salah seorang warga Gaza, Mohammad Ali.

Menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas menyebutkan bahwa terjadi kebakaran di pintu masuk kompleks rumah sakit. Hal ini mengakibatkan kasus sesak napas di antara para pengungsi perempuan dan anak-anak yang berada di rumah sakit sebagai tempat perlindungan.
Selain itu komunikasi juga dilaporkan terputus, hingga menyebabkan orang-orang terjebak di dalam unit operasi dan darurat di salah satu bangunan.
“Terdapat korban jiwa, termasuk tewas dan luka-luka, dan tidak mungkin menyelamatkan siapa pun dikarenakan intensitas api dan sasarannya adalah siapa pun yang mendekati jendela,” katanya.
Pasukan Israel juga menggerebek sebuah sekolah tempat para keluarga pengungsi berlindung dan menahan beberapa pria di sana. Warga juga melaporkan bahwa terdapat tank-tank yang mengepung dan menembakkan peluru ke beberapa bangunan di sekitar kamp pengungsian pesisir pantai.