Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Benarkah Yogurt Bisa Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2?

Devi Pattricia , Jurnalis-Sabtu, 02 Maret 2024 |12:00 WIB
Benarkah Yogurt Bisa Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2?
Konsumsi yogurt dan pengurangan risiko diabetes, (Foto: Jcomp/Freepik)
A
A
A

YOGURT merupakan produk olahan berasal dari susu yang melalui proses fermentasi menggunakan bakteri baik yaitu asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Mengonsumsi yogurt setiap harinya, selama ini dikenal dan diyakini bisa mendatangkan berbagai manfaat baik untuk tubuh, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan tulang dan gigi, hingga menyehatkan sistem pencernaan.

 BACA JUGA:

Belum lama ini Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengizinkan perusahaan susu untuk mengklaim bahwa mengkonsumsi yogurt secara teratur bisa mengurangi risiko diabetes tipe 2.

 BACA JUGA:

Melansir Hindustan Times, Sabtu (2/3/2024), yogurt dikatakan dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 apabila dikonsumsi secara rutin, setidaknya dua cangkir atau tiga porsi per minggu. Namun patut diperhatikan, yogurt di sini adalah lebih baik jika yogurt dikonsumsi langsung tanpa campuran gula tambahan.

Selain itu, pembeli pun harus lebih jeli memperhatikan komposisi gula yang ada di dalam yogurt. Pilihlah yogurt dengan kandungan gula yang paling sedikit

“FDA prihatin bahwa penggunaan klaim pada yogurt, dengan tambahan gula dalam jumlah besar dapat menyumbang kalori kosong ke dalam makanan,” tulis laporan tersebut.

Sementara itu, Direktur Kesehatan dan Ilmiah Danone, Amanda Blechman menyoroti salah satu penelitian di tahun 2014 yang diterbitkan oleh para peneliti di Departemen Nutrisi Harvard School of Public Health.

Penelitian tersebut menunjukkan asupan yogurt yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Disebutkan lebih lanjut, bahkan telah ditemukan 32 penelitian yang mendukung klaim bahwa konsumsi yogurt mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Amanda Blechman menambahkan penelitian tersebut tidak menunjukkan angka pasti seberapa besar yogurt bisa mengurangi risiko penyakit tersebut. Dia mengatakan hal itu kemungkinan disebabkan oleh budaya hidup dalam makanan yang memfermentasi susu.

“Kami menyadari bahwa bukti-buktinya semakin berkembang dan menjadi lebih menarik,” ujar Amanda Blechman.

Meskipun begitu masih banyak produsen yang menambahkan gula ke dalam produk yogurt yang dijual di pasaran. Namun Amanda Blechman menjelaskan bahwa penelitian menunjukkan bahwa manfaat baik dari yogurt tetap berlaku, terlepas dari kandungan gula atau lemaknya yang ada di dalamnya.

Oleh karenanya, pembeli harus tetap bijak dalam memilih produk dan jangan tergiur promo tapi tidak memperhatikan kandungan gula di dalam yogurt ya!

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement