DI JEPANG, terdapat kendaraan becak bernama rickshaw atau Jinrikisha. Alat transportasi ini seringkali digunakan untuk mengangkut penumpang, biasanya di kota-kota besar.
Becak sering dikaitkan dengan negara-negara Asia, tetapi becak digunakan di seluruh dunia, biasanya di pusat kota.
Jinrikisha yang artinya 'ditarik manusia', becak ini memang diangkat dan ditarik oleh manusia, tanpa memakai mesin. Semua gender dapat menekuni pekerjaan ini, baik pria maupun wanita.
Di negara-negara berbahasa Inggris, becak sering disebut 'pedicab' dan dapat didekorasi untuk alasan estetika atau dengan iklan.
Becak digunakan sebagai metode transportasi dan sangat populer di kalangan wisatawan karena kecepatannya yang lebih lambat sehingga cocok untuk tamasya.

(Foto: Pexels/Ryutaro Tsukata)
Jika tidak, penduduk setempat dapat menggunakan becak untuk bepergian, namun biasanya tidak digunakan untuk bepergian karena jauh lebih lambat daripada taksi atau mobil pribadi.
Becak memiliki berbagai gaya dan tata letak dan memiliki area penumpang tertutup atau tempat duduk yang terpapar ke udara terbuka, pengemudi terdapat di depan atau di belakang tempat duduk penumpang.
Jumlah penumpang yang dapat diangkut becak bervariasi, dengan beberapabecak mengangkut satu penumpang, dan lainnya menawarkan beberapa baris tempat duduk.
Mengutip Bike Lock Wiki, berikut enam fakta menarik Jinrikisha, becak tradisional Jepang yang mulai tergeser kemajuan zaman.
1. Sejarah Jinrikisha
Dimulai pada tahun 1880-an, ketika jenis transportasi ini pertama kali diperkenalkan dengan desain rangka yang menyerupai sepeda. Meski pada awalnya tidak banyak digunakan, terutama di Singapura, namun pada tahun 1930-an, popularitasnya mulai meningkat.

(Foto: Pexels/Mak_jp)
Secara bertahap, becak ini mengalahkan becak bertenaga kaki, dan pada tahun 1950, jenis becak ini telah menyebar ke seluruh Asia. Pada akhir abad ke-20, jumlah becak di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 4 juta unit.
Kemudian, becak menyebar dari Asia ke kota-kota besar di berbagai negara, bahkan menggantikan peran taksi di beberapa tempat. Fenomena ini umum terjadi di daerah yang jalanannya tidak memungkinkan dijangkau oleh kendaraan bermotor.
Itulah daya tarik utama Jinrikisha atau becak bagi wisatawan untuk mencoba pengalaman baru naik becak. Oleh karena itu, banyak istilah slang yang digunakan untuk menyebut becak ini karena keberadaannya yang tersebar luas di hampir seluruh negara.
2. Ramah lingkungan
Karena tanpa mesin dan ditenagai manusia, Jinrikisha tentunya sangat ramah lingkungan. Lajunya yang lambat juga sangat cocok bagi wisatawan yang ingin berkeliling kota mengamati secara detail, dan memudahkan mereka memotret sepanjang perjalanan.
3. Kelebihan
Penggunaan becak umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mengoperasikannya sebagai pekerjaan penuh waktu atau sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Sebagai penumpang, menggunakan becak merupakan cara fantastis untuk menjelajahi area baru saat bepergian atau berlibur.
Berbeda dengan taksi atau layanan transportasi umum, pengguna becak Jinrikisha biasanya memiliki pandangan yang lebih terbuka tentang sekitarnya, sehingga becak menjadi pilihan yang baik untuk melihat tempat-tempat wisata, terutama di daerah yang sulit dijangkau dengan berjalan kaki.

(Foto: The Japan Times)
Namun, perlu diingat untuk berhati-hati di daerah dengan jalan raya yang sibuk dan berbahaya karena kecelakaan becak sering terjadi, dan beberapa pengemudi mungkin tidak mengoperasikan becaknya dengan aman.
4. Tidak memiliki area khusus
Biasanya, becak seperti Jinrikisha tidak membutuhkan area khusus untuk dikendarai, tetapi hal ini tergantung pada undang-undang transportasi di setiap kota. Undang-undang tersebut menetapkan di mana berbagai jenis becak dapat dioperasikan.
Misalnya, becak otomatis mungkin diizinkan di jalan-jalan tertentu, sementara becak yang ditarik dengan tenaga kayuh mungkin tidak diperbolehkan beroperasi pada kecepatan tertentu.
(Rizka Diputra)