BUAYA raksasa pemakan manusia, Gustave, telah mendapatkan citra legendaris di Afrika Timur. Ia telah memangsa sekitar 300 manusia di Burundi dan meneror penduduk setempat selama beberapa dekade.
Menurut naturalis Marc Gansuana dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, buaya Gustave sudah dikenal sejak lama di kawasan sepanjang Sungai Ruzizi.
National Geographic juga menyimpan catatan serangannya sejak tahun 1987. Pada 2001 secara resmi diidentifikasi dan diberi nama oleh ahli herpetologi Patrice Faye.
Panjang buaya hampir 20 kaki (6 meter) dan berat 2.000 pon (907 kilogram). Ia dianggap sebagai salah satu buaya terbesar di Afrika. Situs ini sangat penting karena berarti Gustave, sang buaya, tidak dapat disalahartikan sebagai buaya lain di wilayahnya.
Sebuah foto yang diunggah oleh akun Instagram @wolkshit menampilkan buaya Gustave dengan ukuran besar. Ada puluhan orang yang berjejer di belakang sebagai perbandingan.
Ukurannya yang besar juga diduga menjadi penyebab pola makannya yang sangat bergantung pada manusia.
(Foto: Instagram/@wolkshit)
Sebagai buaya Nil, Gustave tiga kali lebih panjang dibandingkan buaya lain di Burundi. Ia cenderung menyerang mangsa yang lambat karena lebih mudah ditangkap.
Buaya Nil termasuk dalam spesies Crocodylus Niloticus yang hidup di habitat air tawar di Afrika. Mereka berkembang biak di 26 negara di Afrika Sub-Sahara dan Afrika Utara dan dapat hidup hingga 45 tahun di alam liar.
Reptil karnivora ini hidup di dekat habitat manusia, khususnya di rawa air tawar dan rawa bakau. Meskipun, makanan utama adalah ikan mereka juga dapat melahap hampir semua hal yang melintasi jalan, seperti landak, zebra, dan burung.
Gustave menghabiskan sebagian besar waktunya di sebuah pulau dekat Danau Tanganyika, danau terbesar kedua di wilayah timur Afrika. Melakukan perjalanan di sepanjang Sungai Ruzizi selama musim kawin saat dia paling berbahaya.
Saat Gustave melakukan perjalanan ke Rumonge dan Minago, ia melahap para nelayan dan perenang. Bisa memakan 10-20 manusia yang ditemui. Bahkan dengan memakan manusia, membunuh 300 orang masih merupakan suatu prestasi.