Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Telan Dana Rp4,3 Triliun, Begini Penampakan Gedung Balai Kota Provinsi Nagasaki Jepang

Widya Michella , Jurnalis-Sabtu, 27 Januari 2024 |06:49 WIB
Telan Dana Rp4,3 Triliun, Begini Penampakan Gedung Balai Kota Provinsi Nagasaki Jepang
Gedung Balai Kota Provinsi Nagasaki, Jepang (Foto: Widya Michella/MPI)
A
A
A

SIAPAPUN tahu jika Jepang adalah salah satu negara maju di Asia dengan berbagai inovasi dan kreativitas luar biasa.

Tak heran jika Anda ke negara ini sangat mudah menemui deretan gedung pencakar langit dengan arsitektur megah mengagumkan.

Sebut saja arsitektur balai kota di Provinsi Nagasaki, Jepang. Tim MNC Portal berkesempatan melihat kemegahan akan gedung delapan lantai secara langsung dalam program Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) Indonesia-Japan Young Journalists Exchange pada Kamis lalu.

Gedung Balai Kota Nagasaki

Interior Balai Kota Nagasaki (Foto: Tatsuya Aniki)

"Ini selesai dibangun pada tahun 2017 dan menelan angggaran 43 miliar yen atau setara Rp4,3 triliun," ujar pemandu yang bekerja di Provinsi Nagasaki.

Terdapat meja informasi yang berada di lobby dan di sebelah kanan balai kota menampilkan sejumlah produk unggulan dari masyarakat lokal Nagasaki. Seperti produk olahan laut, sake, kue castella, hingga kerajinan tangan dari masyarakat lokal.

Selain itu, Tim MNC Portal juga berkesempatan untuk naik ke lantai 8 untuk menikmati view kota Nagasaki dari atas.

Selain itu, balai kota ini juga menyediakan akses publik seperti ruang rapat, toko hingga perpustakaan.

Gedung Balai Kota Nagasaki

Gedung Balai Kota Nagasaki (Foto: Nagasaki City Hall)

Direktur divisi budaya, pariwisata dan hubungan internasional, Provinsi Nagasaki, Jepang, Sakaguchi Ikuhiro mengatakan, majunya perkembangan provinsi ini sebagai bukti bangkitnya Nagasaki dari keterpurukan usai dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada 9 Agustus 1945 silam.

"Nagasaki menjadi target bom atom karena dulunya memiliki pusat perakitan kapal militer terbesar di Jepang. Tapi setelah mengalami kekalahan pasca perang dunia kedua, Jepang tidak lagi memproduksi kapal militer melainkan mengembangkan kapal kargo untuk perdagangan,"katanya.

Kemudian, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Nagasaki juga didukung dengan kondisi geografis Nagasaki yang memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Hokkaido. Sehingga industri pengolahan perikanan tetap bertahan dan dikembangkan hingga saat ini.

"Jadi malah perikanan makin dikembangkan, volume hasil penangkapan ikan makin meningkat," terangnya.

Sakaguchi Ikuhiro

Sakaguchi Ikuhiro (Foto: Widya Michella/MPI)

Ia menambahkan bahwa provinsi ini memiliki sejumlah peninggalan sejarah. Yang mana bermula dari adanya interaksi Jepang dengan negara lain usai dibuka menjadi jalur perdagangan internasional.

"Jadi gedung material peninggalan sejarah masih ada di Nagasaki sejak dahulu dan itu berlangsung sejak dahulu. Sehingga China Town yang dibentuk di Nagasaki masih tetap dipertahankan jadi sumber daya pariwisata," kata Sakaguchi.

Gedung Balai Kota Nagasaki

Gedung Balai Kota Nagasaki (Foto: Widya Michella/MPI)

Itulah sebabnya, masyarakat Nagasaki dikenal sebagai warga yang toleran terhadap orang asing.

"Sejak dahulu sudah terbiasa warga lokal berinteraksi dengan warga negara asing. Justru itu yang menjadi sumber daya yang memungkinkan untuk mengembangkan pariwisata sejarah," ucapnya.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement