KECELAKAAN Kereta Api Turangga dan CL Bandung Raya pekan lalu menewaskan empat orang. Bicara soal kereta api, sebenarnya tingkat risiko kematian pada kecelakaan alat trasnportasi ini sangatlah kecil dibanding kendaraan lain seperti mobil dan sejenisnya.
Sebuah jurnal ilmiah Bandolier menyebutkan, risiko kematian dalam perjalanan kereta penumpang di AS adalah sekitar 1 : 1.871.241. Angka tersebut diperhitungkan dari jumlah penduduk, bukan berdasarkan jarak tempuh atau frekuensi perjalanan.
Bahkan, jika memertimbangkan jarak tempuh, angka kematian keseluruhan untuk layanan kereta penumpang jarak jauh hanya sekitar 0,43 kematian per miliar penumpang.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun insiden tragis terjadi, risiko kematian dalam perjalanan kereta masih sangat rendah.
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa perjalanan kereta di AS memiliki rekam jejak keselamatan yang bisa dipertimbangkan, meskipun terjadi insiden seperti ini.
"Kecelakaan kereta api jarang terjadi," ungkap Dr. Allan Zarembski, profesor riset di Universitas Delaware yang menekankan penurunan tingkat kecelakaan sejak tahun 2005.
(Foto: Pixabay/MabelAmber)
Tingkat kecelakaan pada tahun 2014 adalah 2,2 kecelakaan per juta mil kereta (satu mil kereta berarti satu kereta melaju dalam satu mil), dan jumlah ini terus menurun. Pada tahun 2005, menjadi 4,14 kecelakaan per juta mil kereta.
Kereta bawah tanah, bus, dan pesawat diyakini lebih aman daripada perjalanan kereta api, menurut laporan The Washington Post. Sebagai perbandingan, mobil memiliki tingkat kematian 17 kali lebih tinggi dibandingkan dengan perjalanan kereta api.
Jika Anda masih merasa khawatir atau ingin mengetahui bagian mana dari kereta yang paling aman ketika terjadi kecelakaan, sains menawarkan jawabannya.
Mayoritas tabrakan biasanya terjadi di bagian depan atau belakang kereta, dan masalah yang menyebabkan tergelincirnya rel, seperti patahnya rel atau las, cenderung terjadi dekat bagian depan kereta, menurut temuan yang dikutip oleh Live Science.
Mengutip Huffpost, Asisten Profesor Teknik Industri dan Sistem di University of Southern California, Dr. Greg Placencia menjelaskan, kebanyakan tabrakan terjadi dari depan, sehingga dua mobil pertama yang sering kali paling terdampak.