JIKA Anda sering protes soal jadwal pesawat yang terlambat dan kurang camilan gratis di pesawat, ternyata awak kabin juga punya banyak keluhan tentang pekerjaan mereka.
Seorang pramugari maskapai internasional, Destanie Armstrong asal Philadelphia, Amerika Serikat curhat di akun TikTok pribadinya @destanieaaa.
Ia mengeluhkan tentang bagian kurang menyenangkan dari pekerjaannya yang terlihat keren dan berbagai tingkah laku penumpang yang kerap membuatnya jengkel.
Anehnya, bukan jam kerja yang lama, tidak dibayar sampai pintu pesawat ditutup, atau upah rendah yang jadi keluhan Destanie.
Justru yang menjadi masalah serius baginya ialah tingkah laku orang-orang terhadap dirinya dan awak kabin lain yang seprofesi dengannya.
Dalam video yang banyak disukai dan dikomentari ribuan orang itu, Destanie berbicara tentang hal-hal yang bikin dia tidak suka jadi pramugari.

Menurut dia, bagian pekerjaan yang paling bikin kesal adalah momen di mana saat semua orang masuk ke kabin pesawat.
Pramugari mengatakan lebih suka bekerja di bagian depan kabin pesawat daripada di bagian belakang saat semua penumpang naik pesawat.
Perbedaannya, di bagian belakang, mereka harus membantu penumpang agar merasa nyaman, namun terkadang pelanggan bersikap kurang baik terhadap mereka.
Sebelumnya, pramugari telah mengungkapkan bahwa mereka tidak diizinkan mengangkat barang bawaan penumpang. Hal ini dikarenakan jika terjadi cedera sebelum pesawat lepas landas, pramugari mungkin tidak akan mendapatkan kompensasi.
Oleh karena itu, penumpang diingatkan untuk dapat mengangkat dan membawa barang bawaan sendiri tanpa bantuan pramugari.
Destanie menyoroti bahwa penumpang yang melanggar aturan dan terus-menerus membuang barang sembarangan bisa dengan cepat meraih reputasi buruk di mata kru.
Namun, masalahnya tidak hanya datang dari pelanggan yang menyulitkan kru. Pramugari juga tidak suka bekerja dengan orang yang memiliki kepribadian yang dominan.
Destanie juga mengungkapkan kelemahan lainnya, yakni perasaan kesepian yang bisa timbul karena sering bepergian dan menghabiskan waktu di tempat-tempat yang jauh dari orang yang dicintainya.

Dia menyatakan bahwa pekerjaannya sebenarnya tidak selalu sekeren yang terlihat, dan kebanyakan orang mungkin tidak akan pernah benar-benar memahami tingkat kesepian yang dialami oleh seorang pramugari kecuali mereka sendiri menjalani profesi tersebut.
Destanie juga menyampaikan keluhan mengenai gajinya yang dianggap kurang memuaskan, padahal jika di Indonesia nilai itu sebenarnya sangat fantastis. Ia mengaku mendapatkan sekitar USD3.000 atau sekitar Rp46 juta per bulan jika bekerja tanpa libur sehari pun.
Ia malah berdalih bahwa gaji tersebut tidak bisa 'dipertahankan' dalam situasi ekonomi saat ini dan dia harus memilih antara memiliki rumah atau mobil.
(Rizka Diputra)