Sebelumnya, WHO tegas melarang vape juga berkaitan dengan pengguna anak-anak yang terus meningkat secara global.
WHO menyebut bahwa rokok elektrik atau vape itu menyasar pasar anak-anak dengan menggunakan media sosial dan para 'influencer'. Selain itu, karakter kartun yang menarik juga menjadi alasan banyak anak-anak tertarik pada vape.
"Paparan konten vape di media sosial dapat berhubungan dengan peningkatan keinginan membeli dan membentuk perilaku positif terhadap vape. Ini tentu saja hal yang sangat tidak dibenarkan," kata Prof Tjandra.
(Martin Bagya Kertiyasa)