Gibran Bilang Kunjungan Wisatawan ke Solo Lebih Banyak dari Jogja, tapi Faktanya Kok Begini?
CALON wakil presiden nomor urut 2 yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengklaim jika jumlah wisatawan ke Solo lebih banyak dibandingkan yang datang ke Yogyakarta dalam debat cawapres beberapa waktu lalu. Namun faktanya penumpang kereta api tujuan Yogyakarta jauh lebih banyak dibandingkan ke Solo.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta yang wilayah operasionalnya mencakup dari Purworejo hingga Solo, ternyata jumlah penumpang yang turun paling banyak adalah di Yogyakarta. Bahkan sejak dulu, selalu Yogyakarta lebih banyak ketimbang dengan Solo.
Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan bahwa selama ini stasiun di Daop 6 Yogyakarta yang tertinggi adalah di Stasiun Yogyakarta. Bahkan ketika dibandingkan dengan Stasiun Solo Balapan sendiri selisihnya sangat banyak jumlah penumpang.
BACA JUGA:
"Jauh selisihnya, banyakan Yogyakarta," kata Kris, Selasa (26/12/2023).
Selama ini memang jumlah penumpang yang turun di Stasiun Yogyakarta selalu lebih banyak ketimbang Solo. Dan saat ini tren banyak wisatawan yang memilih moda transportasi kereta api untuk menghindari kemacetan ditambah kenyamanan layanan yang diberikan.
Malioboro salah satu destinasi favorit wisatawan di Yogyakarta
Data terbaru PT KAI hari ini hingga pukul 15.00 WIB, total jumlah penumpang selama masa angkutan Nataru atau selama 18 hari adalah yang ada di Stasiun Yogyakarta mencapai 126.962 orang mencapai dengan rata-rata perhari mencapai 12.406
"Kalau di Solo itu 47.849 orang dengan rata-rata perhari 5.409 orang," tambahnya.
BACA JUGA:
Untuk hari ini saja, lanjutnya, jumlah penumpang Stasiun Yogyakarta masih lebih banyak ketimbang Solo. jumlah penumpang KA Naik dan Turun di stasiun hingga jam 15:00 WIB di Stasiun Yogyakarta kepadatan penumpang mencapai 23.718 orang. Di Stasiun Lempuyangan Kepadatan 12.859 orang, Stasiun Solo balapan kepadatan 9.500 orang, Stasiun Purwosari ada 2.347 orang dan stasiun Solo Jebres Kepadatan ada 1.447 orang
Krisbiyantoro menyebut penumpang kereta api pada musim libur nataru ini didominasi dengan wisatawan, bukan pemudik seperti libur lebaran. Hal tersebut tentu berbeda dengan libur lebaran di mana penumpang kereta api didominasi oleh pemudik yang ingin berlebaran di kampung halamannya.
(Salman Mardira)
