PENGOBATAN tradisional kerap menjadi alternatif bagi sebagian orang. Pengobatan tradisional dinilai memiliki kemampuan penyembuhan secara cepat dan murah, sehingga tidak sedikit dari masyarakat memilih pengobatan ini. Salah satunya adalah bekam.
Menurut Dokter Spesialis Paru, dr Erlina Burhan, teknik bekam memang sudah diminati banyak orang sejak lama, sehingga pengobatan ini masih populer dan dilakukan oleh banyak orang. Ada dua jenis bekam yang biasanya dilakukan oleh masyarakat yaitu kering dan basah.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu berkaitan dengan hal tersebut, pengobatan bekam kerap kali menimbulkan pertanyaan pada penderita tuberkulosis. Lantas apakah mereka bisa melakukan teknik bekam basah?
“Menurut saya boleh-boleh saja, yang penting obat TB nya diminum. Untuk bekam basah yaitu bekam dengan adanya sayatan sehingga terjadi perdarahan ini harus berhati-hati,” kata dr Erlina, dikutip dalam akun X miliknya @erlinaburhan, Senin (18/12/2023).

Menurutnya, jika seseorang ingin melakukan teknik bekam basah, jarum yang digunakan harus dalam keadaan steril dan tidak dipakai dalam keadaan berulang. Sehingga harus selalu dalam keadaan baru saat digunakan kepada tiap pasien.
Karena jika tidak, maka hal itu akan menimbulkan penularan virus HIV/AIDS dari pasien bekam sebelumnya. Lantas apakah pengobatan teknik bekam basah ini masih diperbolehkan untuk dilakukan?
"Boleh bekam basah, asalkan jarumnya steril dan obat anti TB nya tetap diminum,” ucap dr Erlina.
Sekedar informasi, bekam sendiri merupakan terapi pengobatan tradisional yang menggunakan alat khusus seperti corong. Maka dari corong itu akan membuat kulit tertarik ke bagian dalam corong karena adanya tekanan udara. Teknik ini juga dipercaya dapat mengeluarkan racun melalui darah yang keluar dari kulit tersebut.
(Leonardus Selwyn)