Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

CDC Sebut Wabah Cacar Monyet di Kongo Lebih Mematikan

Chindy Aprilia Pratiwi , Jurnalis-Minggu, 10 Desember 2023 |13:00 WIB
CDC Sebut Wabah Cacar Monyet di Kongo Lebih Mematikan
Kasus cacar monyet. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

PUSAT Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperingatkan para dokter di Amerika Serikat (AS) untuk melakukan pengujian pasien terhadap virus cacar monyet atau monkeypox (Mpox). Virus tersebut diduga berasal dari Kongo dan dianggap lebih mematikan menyerang manusia.

Oleh karena itu, CDC meminta kepada para dokter untuk memeriksa apabila pasien mengalami tanda-tanda infeksi, serta melakukan perjalanan dari daerah tersebut untuk dilakukan pemantauan, agar menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

Di sisi lain, Republik Demokratik Kongo (DRC) menyampaikan wabah Mpox yang terjadi diakibatkan strain Mpox yang disebut Clade I, yaitu virus yang menyebabkan infeksi lebih parah dan berakibat fatal dalam satu dari sepuluh kasus. Sehingga membuat hampir 13 ribu warganya sakit, dan menyebabkan 581 kematian yang diduga akibat penyakit tersebut.

Cacar Monyet

Bahkan pada tahun lalu juga terjadi suatu wabah yang diakibatkan oleh Clade II. Meskipun memang gejala yang ditimbulkan lebih ringan dan jarang berakibat fatal, tetapi dalam peringatan kewaspadaan yang diberikan CDC mengatakan kasus ini belum ditemukan di Amerika.

Mengapa hal itu perlu disampaikan?

Karena mengingat AS sendiri sempat terkena wabah Mpox yang terjadi pada Mei 2022 akibat perayaan gay dan kebiasaan biseksual yang biasa dilakukan oleh bangsa Eropa dan AS. Sehingga menyebabkan saat itu sebanyak 30 ribu orang terkena sakit selama wabah dan 42 kematian.

Atas kejadian itu, maka Menteri Kesehatan meminta warganya untuk melakukan vaksinasi dan perawatan sesegera mungkin, terlebih pada pasien yang baru saja melakukan perjalanan dari DRC dalam waktu 21 hari setelah timbulnya penyakit.

“Jika seseorang dengan faktor risiko cacar hanya menerima satu dosis, mereka harus menerima dosis kedua sesegera mungkin. Karena dua dosis memberikan perlindungan yang lebih besar,” katanya, dikutip dalam laman Daily Mail, Minggu (10/12/2023).

Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa jika situasinya tidak segera dikendalikan, maka akan menimbulkan risiko yang signifikan dari wabah yang terjadi di dunia. Bahkan mereka menambahkan konsekuensinya bisa berpotensi lebih buruk daripada yang terjadi pada 2022.

Clade I merupakan suatu penyakit endemik di wilayah Kongo di Afrika, dan menyebabkan virus itu menular dari hewan kepada manusia.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement