KANKER paru merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat terpaparnya asap rokok. Namun apakah hal itu menjadi satu-satunya faktor penyebab terjadinya kanker paru?
Menurut Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Onkologi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P(K) menjelaskan adapun beberapa faktor lainnya yang dapat menjadi pemicu terjadinya kanker paru yaitu kebiasaan anak muda yang saat ini sering kali dianggap remeh dan tidak menimbulkan efek berbahaya.
“Satu vape atau rokok elektrik. Walaupun belum ada data, bukan berarti belum terbukti ya, karna yang dihisap itu adalah bahan kimia, dan bahan kimia itu bisa sebagai karsinogen yang jelas mengandung nikotin,” kata dr Sita dikutip dalam acara Media Briefing virtual PB IDI: Mengenal Kanker Paru, Senin (4/12/2023).
Artinya, jika seseorang menghisap bahan yang mengandung nikotin, akan membuat orang tersebut jadi merasa ketagihan atau kecanduan serta ingin terus menerus melakukan kebiasaan itu, ditambah pada sebagian orang juga menganggap vape berbeda dengan rokok sehingga dinilai mempunyai efek yang lebih rendah.
Padahal, jika kebiasaan vape juga dilakukan terus menerus akan menimbulkan bahaya yang sama halnya dengan aktivitas merokok.
“Kemudian adalah shisha, sisha yang dianggap aman ternyata memiliki kadar nikotinnya 30 kali lipat dibanding rokok biasa,” ucap dr Sita.
Hal itu dikarenakan shisha yang mengandung necrotizing pneumonia, akan membuat jaringan pada bagian paru-paru mati dan bolong, akibat menghisap sisha tersebut secara terus menerus dan menyebabkan paru-paru terinfeksi.
Bahkan, dr Sita juga mengatakan penyabab masalah seperti itu sering kali dia temukan di banyak rumah sakit, serta sebagian besar terjadi pada kalangan anak muda.
Untuk itu, dia kembali menjelaskan selain merokok, apapun itu yang dihisap dan mengandung kandungan terlarang, hingga menyebabkan risiko kanker paru, bisa menjadi faktor penyebabnya
“Kenapa asap rokok berbahaya? Kemudian asap lainnya juga? Karena yang pertama ada zat adiktif karena ada nikotin, yang kedua adalah langsung karsinogen dan yang ketiga langsung toxic,” tutur dr Sita.
(Leonardus Selwyn)