CANDI Borobudur menjadi kebanggaan Indonesia, memukau pengunjung dengan arsitektur yang mengagumkan dan keunikan sejarahnya. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, Candi Buddha terbesar di dunia salah satu destinasi wisata favorit wisatawan di Indonesia dan cocok dikunjungi terutama saat liburan akhir tahun.
Candi Borobudur peninggalan berharga dari Kerajaan Mataram Kuno yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra.
Bagi Anda yang penasaran bagaimana proses candi ini terbentuk, Okezone telah merangkum beberapa fakta menarik candi bodobudur. Simak deretan fakta menariknya dibawah ini :
1. Berumur 12 Abad
Dilansir dari situs Pemerintah Kabupaten Bantul, Candi Borobudur didirikan pada abad ke-8 dan 9 Masehi, sekitar tahun 800 Masehi. Jika dihitung hingga saat ini, Candi Borobudur sudah ada lebih dari 12 abad.
BACA JUGA:
2. Dibangun Masa Raja Samaratungga
Candi Borobudur adalah kompleks candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, sekitar tahun 800 Masehi, pada masa pemerintahan dinasti Syailendra di Pulau Jawa, Indonesia.
Dinasti Syailendra dikenal sebagai penganut agama Buddha Mahayana, dan Candi Borobudur adalah salah satu warisan terbesar mereka yang menjadi bukti penting dari perkembangan agama Buddha dan kekayaan budaya pada masa itu.
Candi Borobudur
Sebagai salah satu keajaiban dunia arsitektur dan kebudayaan, Candi Borobudur merupakan lambang keagungan dan keberadaan agama Buddha Mahayana pada zamannya. Kompleks candi ini menunjukkan keahlian arsitektur yang luar biasa dan menjadi situs penting dalam penyebaran ajaran Buddha di Asia Tenggara.
3. Menggambarkan Kisah Buddha
Relief-reliefnya yang megah menggambarkan kisah-kisah dari kehidupan Buddha serta ajaran-ajarannya. Candi Borobudur memiliki nilai sejarah, keagamaan, dan artistik yang luar biasa.
BACA JUGA:
Deskripsi relief pada Candi Borobudur menggambarkan perjalanan spiritual dan kisah kehidupan Buddha Siddhartha Gautama. Bagian kaki, dikenal sebagai kamadatu, menggambarkan kehidupan manusia yang dipenuhi nafsu dan dorongan duniawi. Di bagian ini, relief-relief tersebut mencerminkan kehidupan yang dipenuhi oleh hawa nafsu dan ambisi duniawi.
Sementara pada bagian badan, atau rupadatu, relief-relief ditemukan yang menggambarkan kisah lalitavistara, jataka, dan awadana. Kisah-kisah tersebut mengisahkan perjalanan hidup Siddhartha Gautama sebelum menjadi Buddha. Lalitavistara menggambarkan perjalanan kehidupan awal Siddhartha Gautama sejak kelahirannya hingga peristiwa pencerahan di bawah pohon Bodhi.
Sementara jataka merupakan kisah tentang kehidupan sebelumnya dari Buddha dalam berbagai wujudnya sebelum menjadi Buddha. Sedangkan awadana merupakan kisah-kisah moral dan ajaran Buddha.
Candi Borobudur
Bagian puncak atau arupadatu dibiarkan terbuka, tanpa relief, mencerminkan pencapaian spiritual tertinggi, kesucian, dan pembebasan dari ikatan dunia fisik. Ini melambangkan tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan keadaan yang tidak terbatas oleh materi dan dunia fana, yang merupakan tujuan akhir dari perjalanan spiritual dalam ajaran Buddha.
BACA JUGA:
4. Memiliki Lebih dari 2.000 Panel
Candi Borobudur, yang memiliki dimensi 123 meter x 123 meter dan tinggi asli mencapai 42 meter, adalah sebuah kompleks candi Buddha yang memukau dengan keindahan dan kompleksitasnya. Di dalamnya terdapat sekitar 2.672 pahatan relief yang menghiasi dindingnya.
Dari total jumlah tersebut, sebanyak 1.460 relief diperuntukkan untuk menceritakan tentang kehidupan Siddhartha Gautama, dari kelahirannya hingga momen pencerahannya dan berbagai peristiwa dalam kehidupannya yang kemudian menginspirasi ajaran Buddha.
Relief-relief tersebut merupakan narasi yang menggambarkan perjalanan spiritual serta kisah moral yang mendalam yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Candi Borobudur.