JAKARTA - Mengapa badan suka tiba-tiba merasa merinding? Hal ini sering dirasakan oleh beberapa orang. Adapun gejala merinding ini diawali dengan tanda bulu pada tubuh berdiri dan merasakan suasana dingin secara tiba-tiba.
Biasanya gejala ini berlangsung cepat hingga Kulit terjadi kontraksi otot secara otomatis. Selain itu adanya pelepasan hormon stres yang disebut gelombang bawah sadar alias adrenalin.
Lantas mengapa badan suka tiba-tiba merasa merinding? Dilansir dari Healthline yakni terjadinya perasaan emosional yang kuat, seperti ketakutan yang ekstrim, kesedihan, kegembiraan, dan gairah seksual.
Lalu, merinding juga dapat terjadi saat melakukan aktivitas fisik, bahkan saat melakukan aktivitas kecil, seperti saat Anda buang air besar. Ini karena aktivitas fisik mengaktifkan sistem saraf simpatik atau instingtual Anda. Terkadang, merinding muncul tanpa alasan sama sekali.
Berikut ini penyebab badan suka tiba-tiba merasa merinding dilansir Webmd:
1. Mengalami Puncak Emosional

Saat Anda mengalami emosi ekstrem, tubuh manusia merespons dengan berbagai cara. Dua respons yang umum terjadi adalah peningkatan aktivitas listrik pada otot tepat di bawah kulit dan peningkatan kedalaman atau berat pernapasan.
Kedua respons ini rupanya memicu merinding. Dengan respons ini, Anda mungkin juga merasakan keringat atau peningkatan detak jantung Anda.
Emosi yang kuat dan respons yang terkait dapat ditimbulkan oleh apa yang Anda pikirkan, dengar, lihat, cium, cicipi, atau sentuh.
Merinding juga dikaitkan dengan keadaan perasaan tersentuh secara emosional baik dalam cara yang menyenangkan atau sedih. Terkadang bisa menjadi keduanya sekaligus.
2. Kedinginan
Jika Anda kedinginan, otak memperingatkan tubuh bahwa ia harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan pemanasan. Merinding adalah salah satu sinyal tersebut.
Ini juga merupakan upaya untuk memerangkap udara hangat di dekat kulit Anda dan membiarkan Anda menahan panas tubuh Anda.
3. Kejang
Meskipun jarang terjadi, Anda bisa merinding saat kejang. Hal ini kemungkinan besar terjadi jika Anda menderita epilepsi lobus temporal, di mana kejang dimulai di bagian otak yang mengontrol emosi.
(Rina Anggraeni)