SEORANG turis wanita menuding petugas keamanan bandara telah melakukan 'perampokan' terhadapnya setelah ia dipaksa menyerahkan lipstik senilai 90 pounds atau setara Rp1,7 juta.
Shadia Black, wanita asal Swiss, belum lama ini melakoni perjalanan pulang dari London hanya dengan membawa tas tangan. Ia tiba-tiba dihentikan oleh staf bandara di Terminal 2 Bandara Heathrow.
Mahasiswi fakultas hukum tersebut mengklaim bahwa pekerja bandara ingin membawa parfum Estée Lauder dan gel pembersih wajah seharga 250 pounds atau total senilai Rp4,8 juta untuk perjalanannya.
Setelah mereka memutuskan untuk tidak melakukannya, para penjaga malah menyita tiga buah lipstik yang tidak terpakai senilai sekitar 90 pounds atau setara Rp1,7 juta. Shadia jelas sangat marah atas kejadian tersebut. Ia mengaku tak habis pikir jika lipstik padat itu tidak diperkenankan dibawa.
Meski pemindai baru memungkinkan penumpang membawa dua liter cairan di tas tangan mereka, pemindai ini hanya dipasang di Bandara London City di Inggris, yang berarti sebagian besar pelancong terjebak dalam batas 100 ml.
"Mereka mengambil tas saya ke samping dan memeriksa semuanya dan mengambil parfum dan gel pencuci muka. Mereka mulai memasukkan semua lipstik saya ke dalam tas (bening). Mereka bilang itu cair," kata Shadia mengutip Mirror.
"Itu adalah penyalahgunaan posisi. Mereka tidak membuangnya. Mereka hanya mengesampingkannya. Aturan tetap aturan. Saya tidak suka cara staf menangani sesuatu," cetusnya.
Shadia yang nampak frustrasi memutuskan terpaksa meninggalkan lipstik itu kepada staf agar tidak ketinggalan pesawat.
"Bayangkan jika mereka terus mengambil barang-barang yang mereka ingin simpan untuk diri mereka sendiri. Mereka tampak seperti ingin menyimpan barang-barang ini untuk diri mereka sendiri. Ini adalah perampokan," kata Shadia masih dengan nada jengkel.
Sementara itu, juru bicara Bandara Heathrow, London mengatakan, pihaknya dilatih untuk dengan cepat dan aman memastikan tas jinjing hanya berisi barang-barang yang diizinkan untuk dibawa ke pesawat.
"Kami meminta maaf jika terjadi kesalahan. Jika ada penumpang yang mempunyai masukan dari perjalanan mereka melalui Heathrow, kami akan selalu mendorong mereka untuk menghubungi kami secara langsung sehingga kami dapat menyelidikinya," kata sang jubir.
(Rizka Diputra)