Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Program Wolbachia Ramai Diperbincangkan Masyarakat, PB IDI Buka Suara

Chindy Aprilia Pratiwi , Jurnalis-Selasa, 21 November 2023 |18:00 WIB
Program Wolbachia Ramai Diperbincangkan Masyarakat, PB IDI Buka Suara
Nyamuk Wolbachia. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

PRO dan kontra muncul terkait program wolbachia yang dibuat pemerintah dalam menurunkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Hal itu bahkan sampai memicu terjadinya kekhawatiran berlebih terhadap masyarakat, dengan asumsi-asumsi yang mereka dapat.

Menyikapi masalah tersebut maka Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi, SpOT menjelaskan kalau penanganan atas kejadian memberantas DBD bukan hanya single strategy, tetapi juga diperlukan multi stakeholder strategy.

“Artinya upaya mengatasi DBD bukan hanya berkaitan dengan menghilangkan nyamuknya saja, tetapi juga ada penguatan di dalam kesadaran komunitas masyarakat, seperti menerapkan 3M Plus,” kata dr Adib dalam acara Media Briefing PB IDI belum lama ini, Selasa (21/11/2023).

Nyamuk Wolbachia

Menurutnya, hal ini bukan tentang bagaimana menghilangkan nyamuk atau mengendalikan vektor saja. Tetapi, selain menjadi upaya pencegahan dengue yang sebelumnya sudah ada, dengan kemunculan program teknologi wolbachia dapat dijadikan sebagai pelengkap pemberantasan DBD di Indonesia.

"Secara kimiawi sudah dilakukan, maka apa yang kemudian kita khususkan saat ini adalah dalam satu bagian dari multistrategi dalam penanganan virus dengue,” ucap dr Adib.

Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Dr Riris Andono Ahmad, BMedSc, MPH, PhD pun ikut menambahkan, kebutuhan fogging atau pengasapan menggunakan insektisida terbukti menurun dari dampak pemanfaatan teknologi wolbachia. Sehingga dapat membuat anggaran penanganan DBD atau dengue bisa lebih hemat.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement