BELAKANGAN ini ramai jadi perbincangan banyak orang tentang program pemerintah yang melakukan penebaran nyamuk Wolbachia. Teknologi yang dikenal sebagai strategi dalam penurunan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini rupanya menjadi pro dan kontra untuk sebagian orang.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof Zubairi Djoerban menjelaskan, Wolbachia adalah semacam bakteri yang ditemukan pada sekitar 60 Persen dari semua jenis serangga termasuk kupu-kupu dan lebah. Setidaknya, ada sekitar enam dari 10 serangga yang mengandung Wolbachia.
“Bakteri ini tidak bisa menyebabkan sakit pada manusia maupun binatang (kucing, anjing, ikan),” kata Prof Zubairi, dikutip dalam akun X miliknya @ProfesorZubairi.
BACA JUGA:
Tidak sampai disitu, Wolbachia ini juga tidak ditemukan pada nyamuk Aedes Aegypti. Untuk itu, para peneliti sekarang memasukkan Wolbachia ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti.
Dari telur-telur itu lah maka akan terbentuk nyamuk dengan kandungan Wolbachia di dalamnya. Akan tetapi, nyamuk ini sendiri juga diproduksi secara masal di laboratorium, dengan nyamuk jantan yang diinfeksi maka ia akan dilepas ke daerah yang memiliki banyak Aedes Aegypti.
BACA JUGA:
“Nyamuk jantan kemudian akan kawin dengan nyamuk betina di lingkungan tersebut. Karena itulah, nyamuk hasil kawin ini tidak akan menetas sehingga mengurangi Aedes Aegypti di daerah target,” ucap Prof Zubairi.