Akibatnya, sungai-sungai besar meluap dan mengalir ke laut membuat air laut naik dan menutupi seluruh daratan di Pulau Seram.
Konon, air saat itu naik setinggi Gunung Kabau, Unaheli, Ala, Lumute, Reirenisiwa, Kakopi, Hoale, Musele Inai, dan pegunungan Lube di Seram Timur. Hal ini membuat Pulau Seram mengalami perubahan bentuk fisik yang cukup signifikan.
Singkat cerita, air membeku lalu kembali mencair dan surut. Akan tetapi, daratan mengalami kerusakan yang besar dan wilayah yang tergenang menjadi kekeringan dan membentuk daratan lain.
Semua kerusakan itu kemudian meninggalkan inti pulau dari Nusa Ina yang dinamakan Seram atau Pulau Seram seperti sekarang ini.
Itulah dua versi cerita asal mula kenapa pulau ini dinamakan Pulau Seram.
(Rizka Diputra)