Namun, jika dianalisa jarak terowongan tersebut ke pantai selatan juga cukup jauh yakni 24 km, dan jika ditempuh dengan berjalan kaki bisa memakan waktu hampir 6-7 jam.
Berdasarkan analisa jarak tempuh dan sisi letak kawasan tersebut, faktanya dahulu kawasan ini masih berupa hutan belantara yang disebut dengan Hutan Krapyak, di mana dijadikan sebagai lokasi berburu oleh para raja Mataram sejak tahun 1.600-an.
Bahkan, Pangeran Hamengku Buwono I saja mendirikannya sebagai krapyak untuk berburu. Karena itu, mitos terowongan yang terhubung ke pantai selatan ini tidak benar.

Selain itu, taman ini juga memiliki kisah mistis lainnya seperti di Gua Sumur Gumuling yang dikatakan adanya penampakan hantu atau kejadian gaib yang berhubungan dengan gua ini.
Meski, terdapat beberapa misteri yang masih belum terpecahkan, keunikan dan warisan sejarah dari taman ini menjadi bukti nyata dari perjalanan sejarah yang telah membentuk Kota Yogyakarta, dan menjadi daya tarik bagi para pengunjung dan peneliti arkeologi.
Karenanya, dilakukan upaya pelestarian untuk merawat warisan budaya ini agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Tindakan ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah yang berharga.
(Rizka Diputra)