APA merek rokok pertama di Indonesia? Banyak yang penasaran seiring ramainya serial Gadis Kretek yang diperankan Dian Sastro.
Mengutip data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2014, terdapat 3.363 merek rokok yang diproduksi oleh 672 perusahaan di Indonesia.
Ada beberapa di antara merek rokok itu cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Namun, menjadi pertanyaan besar, apa merek rokok pertama di Indonesia?
Mengutip catatan Thomas Stamford Raffles, sekitar 1600, rokok telah menjadi kebutuhan hidup kaum pribumi Indonesia, khususnya Jawa, meskipun tembakau bukan tanaman asli di Jawa.
Bersamaan dengan Panembahan Senapati, pendiri Dinasti Mataram wafat, mulai muncul tembakau, dan setelahnya orang mulai merokok.
Kini, sudah ada ribuan merek rokok lokal dan juga impor yang masuk ke Indonesia, sehingga cukai rokok ini menjadi salah satu penyumbang keuangan negara terbesar. Lalu, apa merek rokok pertama di Indonesia?
Berdasarkan foto pengusaha kretek yang dipajang di Museum Kretek, Kudus, ada salah satunya bernama Nitisemito yang namanya telah diabadikan menjadi nama jalan di Kota Kudus. Nitisemito adalah putra seorang Kepala Desa Jagalan, Kecamatan Kota bernama Sulaiman, sementara ibunya bernama Markanah, yang lahir pada 1863.
Sebelum menjadi pengusaha kretek, pria yang lahir dengan nama asli Roesdi ini telah mencoba berbagai bidang usaha. Pada usia 17 tahun, dia mencoba bisnis konveksi namun gagal, lalu beralih usaha menjadi penjual minyak kelapa, berjualan kerbau, hingga menjadi kusir dokar.
Pada saat menjadi kusir dokar, Nitisemito juga berjualan tembakau dan ini menjadi awalnya meniti bisnis rokok kretek. Kemudian, Nitisemito menikahi seorang penjual rokok kretek bernama Nasilah, istrinya ini juga pernah menjadi pembuat rokok kretek.
Bersama istrinya ini, Nitisemito mulai merintis bisnis kreteknya yang kemudian menjadi industri yang sangat besar, hingga mempunyai 10 ribu karyawan.
Mengutip Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Kretek Suyanto, rokok kretek menurut catatan sejarah ditemukan oleh Jamhari sekitar 1890. Awalnya, Jamhari meramu tembakau dan cengkeh untuk dijadikan obat, racikan tersebut dibungkus dengan cara dilinting dengan klobot atau kulit jagung lalu dibakar dan dihisap asapnya.
Masih menurut Suyanto, temuan ini menjadi sangat populer di masyarakat Kudus sebagai obat untuk penyakit sesak dan gangguan tenggorokan sekitar 1906. Popularitas rokok kretek ini lalu dikembangkan oleh masyarakat Kudus, salah satunya Nitisemito.
Setelah merintis bisnisnya, Nitisemito kemudian mendaftarkan merek rokok buatannya dengan nama Bal Tiga pada tahun 1908. Rokok Bal Tiga menjadi merek rokok yang sangat populer, tidak hanya di Kudus, tapi juga daerah-daerah lain di Pulau Jawa.
Dari sini, Nitisemito mulai melebarkan sayap penjualan rokok Bal Tiga ini ke luar Pulau Jawa, bahkan hingga ke Singapura. Meski Nitisemito buta huruf, ia mampu menerapkan manajemen pengembangan rokok kretek dan menerapkan administrasi serta marketing yang moderen.
Bahkan kala itu, Nitisemito pernah menyewa pesawat foker untuk mempromosikan rokoknya dengan harga sewa 200 gulden. Melalui pesawat itu, disebarkanlah pamflet produk rokoknya di daerah sekitar Jawa Barat dan Jakarta. Dia juga aktif mengikuti pameran-pameran niaga di berbagai daerah dan juga memberikan hadiah sepeda bagi pembeli merek rokoknya, Bal Tiga.
Jadi, apa merek rokok pertama di Indonesia? Jawabannya adalah rokok Bal Tiga yang diproduksi oleh pengusaha rokok kretek jenius bernama Nitisemito sekitar tahun 1908.
Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai apa merek rokok pertama di Indonesia, semoga artikel ini bermanfaat.
(Endang Oktaviyanti)