“Nah di situ jelas bahwa punya dampak ekonomi yang luar biasa. Hanya saja kita kan selalu banyak yang ngertinya gitu ya, tiba-tiba kayak kita selalu menjadi acuan sekarang eksport kita turun, maka inportnya naik. Artinya nilainya banyak,” kata Neil El Himam, saat ditemui di Taman Ismail Marzuki pada Sabtu (21/10/2023).
Menurutnya, kenaikan import terjadi selain gagalnya panen, banyaknya pembeli dari dalam juga berpengaruh permasalahan tersebut, sehingga kenaikan kopi terjadi karena tidak bisanya memenuhi kebutuhan.
Untuk itu, dirinya berharap saat ini pemantapan gotong royong perlu dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari petani hingga ke penyajian kafenya agar budaya-budaya kopi ini bisa melebar ke segala penjuru.
“Kami berharap budaya-budaya seperti ini bisa melebar kemana-mana termasuk yang kita bilang manufaktur,” ucapnya.
Merujuk pada kondisi itu, maka sertifikasi Indikasi Geografis dan pemahaman akan kopi Indonesia harus digalakkan kembali melalui berbagai promosi, dan diplomasi kopi baik di dalam negeri maupun di intenasional.
(Endang Oktaviyanti)