SEIRING berjalannya waktu, infeksi penyakit menular yang saat ini terjadi belum sepenuhnya tertanggulangi. Contohnya saja diare, yang masih saja menjadi penyebab kematian anak tertinggi kedua setelah pneumonia dengan prevalensi kasus mencapai 9,8 Persen di Indonesia.
Oleh sebab itu, melakukan pencegahan tentunya lebih baik daripada mengobati. Dimana perubahan perilaku juga menjadi salah satu tindakan yang paling tepat, untuk mengurangi penyebaran infeksi. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun merupakan langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi setelah vaksin.
Pakar Penyakit Infeksi dan Tropis Anak, Prof. Dr. dr Hingky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) menjelaskan kegiatan mencuci tangan sangat penting untuk dilakukan. Sebab selain kegiatan tersebut mudah dan murah, kegiatan cuci tangan juga menjadi upaya mengurangi risiko terinfeksi kuman penyakit.
“Dengan mencuci tangan yang singkat, sederhana itu dapat membuat kuman mati, kuman itu larut, kuman itu netral, kuman itu lepas. Jadi kita upaya mengurangi risiko terinfeksi,” kata Prof Hingky, saat ditemui dalam acara Konferensi Pers Hari Cuci Tangan Sedunia 2023, di kawasan Cilandak, Jakarta, Senin (16/10/2023).
Namun hal itu tentunya harus didukung dengan faktor lainnya seperti pola makan, olahraga, dan perilaku bersih dan sehat. Sehingga kegiatan itu sangat baik untuk diajarkan juga kepada anak-anak terlebih dari usia dini.
Menurutnya, dengan kegiatan seperti itu anak juga akan mencontoh dan melakukan apa yang diajarkan atau dilakukan orangtuanya, untuk itu mulai membiasakan kehidupan bersih kepada anak sangat disarankan.
“Dan itu harus kita didik kepada anak-anak kita, kepada cucu-cucu kita. Jadi kita bisa jadi roleplay mereka, dan siaga dalam mencegah kuman yang terjadi di sekeliling kita,” ucapnya.
(Leonardus Selwyn)