"Perlu diperhatikan ada beberapa indikator yang masih rendah, misalnya environment sustainbility (lingkungan yang berkelanjutan), itu kita malah di peringkat 69, jadi ini memang sedikit mencengangkan," ujarnya.
Analis Kebijakan Kemenparekraf ini menambahkan, kehadiran konsep tersebut dapat membuktikan, jika pembangunan pariwisata di Indonesia dapat difokuskan untuk mengejar kualitas, dibandingkan kuantitas baik dari segi pengelolaan destinasi wisata maupun wisatawan yang datang.
Pemerintah kata dia, selama ini juga turut memantau setiap kegiatan atau acara yang diselenggarakan dan menjalin kerja sama yang baik bersama kelompok-kelompok pariwisata yang ada di daerah.
“Kita juga memerhatikan kualitas utilitasnya seperti apa, kemudian juga praktiknya. Bukan lagi memprioritaskan angka, tapi kualitasnya,” pungkasnya.
(Rizka Diputra)