MENURUT laporan resmi World of Statistics per 20 Agustus 2023 menyebut Indonesia ternyata menjadi negara dengan jumlah pengisap rokok terbanyak di dunia. Dalam laporan tersebut, jumlah perokok di Indonesia mencapai 70,5 persen.
Informasi ini pun dibagikan di media sosial X alias Twitter dan sudah dilihat lebih dari 2,8 juta pengguna Twitter. Sebanyak 1,4 ribu netizen membagikan ulang data viral ini. Padahal hobi mengisap rokok sudah terbukti memberi dampak buruk bagi kesehatan.
Semakin sering seseorang mengisap rokok, semakin besar risiko dia mengalami penyakit kronik di kemudian hari. Apalagi Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa salah satu risiko buruk rokok adalah kanker, jantung, juga stroke.
BACA JUGA:
Salah satu upanya menekan prevalensi perokok dengan dialihkan ke tembakau alternatif. Oleh karena itu soal tembakau alternatif di publik harus diberikan informasi yang benar.
Ketua AKVINDO Paido Siahaan mengatakan, pihaknya mengharapkan partisipasi aktif pemerintah dalam mensosialisasikan soal tembakau alternatif kepada masyarakat. Pihaknya juga siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyebarluaskan informasi akurat dan komprehensif tentang tembakau alternatif agar menekan prevalensi perokok dewasa, yang selama ini sulit beralih dari kebiasaan buruk merokok.
BACA JUGA:
“Kami meminta pemerintah untuk mendukung kampanye edukasi yang dilakukandan memberikan akses untuk berpartisipasi dalam program-program edukasi yang diselenggarakan oleh pemerintah,” kata Paido.
Kedua, perlu kolaborasi dengan pemangku kepentingan. Bekerja sama dengan pemangku kepentingan, khususnya di bidang kesehatan seperti kementerian/lembaga, ahli kesehatan, peneliti, maupun kelompok masyarakat demi meningkatkan kajian ilmiah produk tembakau alternatif untuk memastikan informasi yang disebarkan dapat dipercaya.
Ketiga, pengembangan materi edukasi. Berdasarkan hasil kajian ilmiah, mengembangkan materi edukasi yang menyoroti manfaat dan risiko produk tembakau alternatif secara objektif juga diperlukan agar tepat sasaran.
Keempat, melibatkan komunitas. Sebagai upaya mencegah misiniformasi, pemerintah dapat bersinergi dengan komunitas pengguna produk tembakau alternatif dalam proses penyusunan informasi dan kampanye edukasi.
(Dyah Ratna Meta Novia)