Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Unik Suku Afar, Penambang Garam Afrika yang Tinggal di Tanah Kematian

Yesica Kirana , Jurnalis-Selasa, 26 September 2023 |18:01 WIB
5 Fakta Unik Suku Afar, Penambang Garam Afrika yang Tinggal di Tanah Kematian
Pemuda Suku Afar, Ethiopia (Foto: behance.net)
A
A
A

SUKU Afar merupakan masyarakat yang berada di wilayah Ethiopia. Penduduk tersebut tinggal di wilayah yang terdiri atas beberapa negara, namun tidak memiliki hak politik dan perbatasan di negara itu.

Wilayah ini memiliki suhu yang cukup panas dan menjadikan Danau Afar sebagai komoditas utama untuk bertahan hidup dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

Perdagangan garam ini meliputi para pedagang dari seluruh Ethiopia, sehingga mereka mampu untuk menjual garam tersebut untuk mendapatkan upah.

Namun, harga tumpukan garam ini dinilai cukup murah, hal itu juga yang membuat penduduk suku ini mendapat perlakuan tidak adil.

Berikut Okezone rangkumkan 5 fakta unik Suku Afar di Ethiopia;

1. Bersifat nomaden

Masyarakat suku Afar merupakan sekelompok yang tinggal di wilayah Ethiopia, wilayah tersebut dikenal juga sebagai 'Tanah Kematian' yang cukup kejam di dunia. Dengan latar belakang kehidupan yang sulit, sehingga mereka memiliki sifat yang tegas dan tidak ramah.

Suku Afar, Ethiopia

(Foto: IG/@catalintrip)

2. Mayoritas penduduk penambang garam

Terdapat sebuah danau yaitu Danau Afar yang dikenal sebagai dataran garam yang tidak dapat dilewati oleh air hujan. Wilayah ini juga masuk bagian dari Danakil yang terletak di Ethiopia, dan membentang sekitar 60.000 km persegi, serta berada di ketinggian 130 meter di bawah permukaan laut.

Dataran ini merupakan tempat di mana para penduduk setempat menambang garam untuk dijual. Mereka akan bekerja dari pagi hingga sebelum matahari terbenam, jarak danau ini juga cukup jauh dari tempat tinggal mereka.

3. Sebuah tradisi

Pekerjaan ini cukup melelahkan karena mereka harus bekerja saat kondisi cuaca yang cukup panas, tak hanya itu jumlah upah yang mereka dapat juga tidak sebanding dan cukup kecil yaitu sekitar 1 Birr atau Rp278.000 untuk setiap ubin garam yang dihasilkan.

Sementara, untuk setiap harinya mayoritas penambang dapat menghasilkan sekitar 200 ubin. Namun, bagi mereka hal ini dianggap sebagai pekerjaan yang realistis walaupun hanya mendapatkan upah yang cukup kecil.

Faktanya, perdagangan ini adalah bagian dari budaya mereka yang dipertahankan dan telah diwariskan sejak dulu. Karena itu, penduduk Afar selalu menolak pihak luar untuk membangun sebuah perusahaan di sekitar wilayah ini.

4. Unta sebagai alat transportasi

Suku Afar sudah tinggal cukup lama di wilayah ini selama berabad-abad untuk mencari nafkah dari hasil tambang garam dan menggunakan Unta sebagai transportasi untuk membawa hasil panen garam ke kota.

Terdapat sekitar 1.000 unta yang berbaris untuk membawa tumpukan garam yang terletak di atas punuknya itu menuju Kota Berahile, yang terletak sejauh 80 km dan memakan waktu perjalanan selama 3 hari.

5. Sempat menolak modernisasi

Masyarakat Suku Afar menggunakan teknik tradisional saat menambang garam ini yaitu menggunakan kapak, lalu memotongnya menjadi lempengan besar hingga menyerupai ubin yang berukuran lebih kecil dengan berat sekitar 4 kilogram.

Suku Afar, Ethiopia

(Foto: Eric Lafforgue)

Lalu, garam dan mineral yang telah larut dalam air ini ditinggalkan sebagai lapisan padat. Tidak heran, jika garam di danau ini memiliki nilai yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai mata uang pada masa itu.

Faktanya, karena kondisi tersebut mereka sempat menolak adanya modernisasi yang menggunakan alat dalam proses produksi garam ini. Sebab itu, mereka khawatir akan tergantikan dengan tenaga mesin itu.

Namun, kehidupan modern ini juga masuk di wilayah ini yang terbukti dari adanya truk besar untuk mendistribusikan garam, hingga terdapat jalanan beraspal untuk memudahkan akses perjalanan menuju lokasi tambang garam, meskipun hal ini dianggap dapat mengguncang produksi garam tradisional.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement