TAPIR dijuluki sebagai hewan paling aneh se dunia. Tubuhnya mirip babi, tapi punya belalai seperti gajah. Moncongnya mirip trenggiling, telinga malah serupa badak. Saat melenguh suaranya justru lebih mirip burung, padahal ia hewan mamalia.
Tapir memang punya banyak keunikan. Hewan ini ada juga yang menyebut dengan nama tenuk, badak babi, kuda ayer, dan lainnya. Serupa komodo, tapir termasuk hewan purba yang masih hidup di Indonesia khususnya Pulau Sumatera.
Sebagai hewan langka yang terancam punah, keberadaan tapir kini dilindungi oleh negara. Hewan yang hidup soliter ini sekarang bisa dilihat di beberapa kebun binatang di Indonesia.
BACA JUGA:
Dilansir dari Treehugger, berikut beberapa fakta yang dapat menambah daya tarik Anda terhadap hewan ini.
1. Fosil Hidup
Tapir terlihat seperti binatang prasejarah, di mana 4 spesies ini masih dapat ditemukan di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Asia Tenggara. Namun versi paling pertama dari tapir adalah Eosen di Amerika Utara. Dari sanalah mereka menyebar ke benua lain selama ribuan tahun.
Tapir di kebun binatang Jepang (Rocketnews24)
Selain itu, spesies ini merupakan salah satu mamalia paling primitif di Bumi, yang mengalami sedikit perubahan selama 20 juta tahun terakhir. Serta bukti fosil pertama tapir berasal dari Zaman Oligosen Awal.
BACA JUGA:
2. Spesies Perissodactyla
Tapir dikatakan masuk dalam keluarga dekat Badak dan Kuda, dan selalu dibandingkan dengan babi, kijang, atau gajah, karena memiliki kemiripan yang sulit untuk dilewatkan.
Faktanya, tapir tidak berhubungan dekat dengan salah satu dari mereka. Sebab mereka adalah sekelompok mamalia herbivora yang dikenal sebagai hewan berkuku ganjil. Oleh karena itu, kerabat terdekat mereka yang masih hidup adalah sesama perissodactyla seperti kuda, badak, dan zebra.
3. Warna Tubuh sebagai Strategi Bertahan Hidup
Melihat penampilan tapir dewasa yang lebih menarik, Anda mungkin akan terkejut mengetahui bahwa seperti inilah penampilan tapir saat masih bayi.
BACA JUGA:
Anak tapir memiliki penampilan yang sangat menggemaskan, terlihat seperti perpaduan sempurna antara anak rusa dan anak babi.
Seperti spesies hewan lainnya, perubahan warna pada saat lahir merupakan bagian dari strategi bertahan hidup. Karena itu, di hutan tempat sebagian besar tapir hidup dan mencari makan, bulu belang dan titik-titiknya cocok dengan sinar matahari yang berbintik-bintik di bawah tanah, dan membantu bayi-bayi ini menyatu dengan lingkungannya.