Apophis pada awalnya dikhawatirkan berada di jalur luar dengan planet kita. Hal ini membuat NASA dan institusi lain di seluruh dunia berebut mengumpulkan data tentang orbitnya.
Sebagai informasi, Asteroid Apophis masuk dalam daftar risiko berdampak Badan Antariksa Eropa dan Amerika Serikat (NASA) selama 17 tahun terakhir.
Asteroid itu ditemukan oleh Roy A. Tucker, David J.Tholen, dan Fabrizio Bernandi di National Observation Kitt Peak pada 19 Juni 2004. Benda asing tersebut berukuran 340 meter terdiri atas batu dan silikat, serta mengandung nikel dan besi.
Bahkan, peramal cuaca yang fokusnya lebih ke bumi memberi kita gambaran sekilas tentang dunia seperti apa yang akan diterbangi Apophis pada 2029 nanti. Ya, dunia ini akan memiliki lebih banyak robot.
Selain itu, tempat kerja global menjadi lebih beragam dan menguntungkan semua orang jika tren ini terus berlanjut. Walaupun dulunya keberagaman hanya dilihat sebagai tujuan untuk mencapai keadilan sosial, mereka mengatakan bahwa keberagaman kini diakui secara luas sebagai sumber keunggulan kompetitif yang dapat mendukung meritokrasi dan menguntungkan dunia usaha dan pemangku kepentingannya.