Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Bahaya Post Partum Depression, Penderita Bisa Nekat Menyakiti Bayinya

Chindy Aprilia Pratiwi , Jurnalis-Kamis, 07 September 2023 |09:00 WIB
Mengenal Bahaya Post Partum Depression, Penderita Bisa Nekat Menyakiti Bayinya
Mengenal post partum depression. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

BANYAK yang mengira bahwa baby blues sama dengan Post partum Depression (PPD). Namun, sebenarnya ini merupakan dua kondisi yang berbeda.

Meski demikian, keduanya memang mempunyai kesamaan yaitu terjadi pasca melahirkan (dengan bayi hidup atau meninggal) dan didominasi dengan keadaan suasana hati sedih.

Menurut Ahli Psikolog Klinis Dewasa, Disya Arinda Post partum Depression adalah gangguan klinis dengan gejala depresi yang unik dirasakan oleh ibu pasca melahirkan. Biasanya gejalanya muncul memang gak secepat baby blues.

Dimulai antara 2-4 bulan pertama pasca melahirkan. Tetapi untuk gejala tersebut bisa bertahan, bisa memakan waktu bertahan sejak satu bulan hingga beberapa tahun pasca melahirkan. Kondisi ini diperparah dengan dorongan untuk menyakiti diri maupun bayinya.

“Gejala PPD ini sering kali bikin si ibu kehilangan sense of motherhood (rasa keibuannya) yang dibutuhkan dalam pengasuhan. Jadi mungkin aja ada gejala yang awalnya dikira baby blues tapi ternyata bertahan lebih lama dan didiagnosis PPD oleh profesional,” ucap Disya Arinda, dikutip dalam akun X miliknya @disyarinda, Kamis(7/9/2023).

PPD

Meskipun PPD memiliki pengaruh faktor fisiologis, akan tetapi, lebih banyak dipengaruhi faktor psikososial, seperti:

1. Kurang dukungan suami dan keluarga

2. Komentar negatif akan pengasuhan yang dilakukan

3. Perubahan rutinitas yang signifikan

4. Stres berkepanjangan

5. Situasi keluarga yang sulit (contoh: masalah finansial)

6. Masalah pernikahan

7. Pasangan dengan gangguan kesehatan mental

8. Memiliki riwayat depresi dan kecemasan sebelumnya

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement