BULLYING atau perundungan kerap terjadi di lingkungan sehari-hari. Namun tahukah Anda bahwa jika anak terkena anemia sejak dini, maka beresiko terkena bullying saat dewasa?
Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M. Si., Psi menjelaskan hal itu terjadi lantaran kurangnya zat besi dan vitamin c sejak anak masih kecil. Selain itu kurangnya hormon dopamin juga menyebabkan anemia.
“Kalau anemia jalur dopaminnya terpengaruh jadi agak kurang. Kemudian apa yang terjadi? Konsentrasi anak akan bermasalah, dia juga mempunyai masalah dalam emosinya yang mana cenderung akan menunjukkan sifat negatif. Lalu ketika berteman dan bergaul, anak jadi tidak optimal,” kata Anna Surti belum lama ini, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (5/9/2023).
Anemia merupakan suatu kondisi dimana seseorang kekurangan sel darah merah yang tidak tercukupi. Alhasil kondisi itu membuat anak mengalami masalah gangguan konsentrasi sejak masih kecil.

Akibatnya anak menjadi lebih sulit untuk begaul dan berkomunikasi dengan teman sebayanya, maka saat fase itulah temannya akan menganggap anak tersebut tidak nyambung.
Akibatnya anak akan dijauhi oleh teman-temannya, padahal saat usia anak-anak, terlebih dibawah lima tahun, mempunyai banyak teman sangat dibutuhkan dalam usianya.
Sehingga hal itu juga akan membuat prestasi di sekolahnya menurun. Akhirnya, anak akan mempunyai pikiran yang negatif bahwa teman-temannya tidak menganggap dirinya, dia juga akan rentan gampang dibully, dan mengalami gangguan kejiwaan.
“Kalau anak alami emosi ini, dengan kondisi bullying emosinya akan makin rendah lagi. Aku kok dianggap tidak pintar, aku gagal, dan apalagi kalau prestasinya buruk. Kondisi ini akan memicu tumbuhnya bibit masalah baru dalam kejiawaan,” ucap Anna Surti.