PAKAR Paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengingatkan bahwa durasi paparan polusi udara memengaruhi dampak pada tubuh sehingga sebaiknya masyarakat membatasi keluar rumah saat polusi.
"Kalau terpaksa harus keluar rumah walau monitoring menunjukkan merah atau ungu, sebentar saja karena durasi paparan memengaruhi dampak yang terjadi," ujar dia.

Dokter Erlina mengatakan, orang-orang perlu membiasakan diri selalu memantau kualitas udara sebelum memutuskan untuk keluar rumah.
BACA JUGA:
Guna melindungi diri dari dampak polusi, terang dia, hal yang dilakukan masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), juga mengenakan masker agar polutan tidak terhirup.
"Apalagi kalau kita tahu dari data yang cukup tinggi PM 2.5 yang ukurannya sangat kecil mungkin dianjurkan pakai masker respirator atau N95," ujar dia.
Dikutip dari Antara, menurut Dokter Erlina, dengan memakai masker maka diharapkan masyarakat bisa mencegah dampak buruk polusi sekaligus Covid-19 yang kini sudah menjadi endemi.
BACA JUGA:
"Alhamdulillah Covid-19 terkendali tetapi tetaplah PHBS, dengan adanya polusi udara kita kembali lagi pakai masker kan sudah terbiasa tiga tahun pakai masker. Sekarang orang senang pakai masker, kelihatan lebih muda," kata dia.