PANJI Petualang baru-baru ini menjalani kontrol rutin untuk penyakit diabetes yang dideritanya. Saat diperiksa, kadar gula dalam darahnya ternyata masih cukup tinggi, yakni 292 miligram/desiliter.
Awalnya, dokter yang memeriksanya sempat menyarankan Panji untuk melakukan pengobatan rutin melalui suntik insulin.
Namun, karena pria berusia 34 tahun itu phobia jarum suntik, ia lantas disarankan untuk rutin mengonsumsi obat oral bernama Metformin.
Menurut sang dokter, Metmorfin menjadi salah satu obat teraman yang bisa dikonsumsi penderita diabetes karena bisa menurunkan kadar gula darah secara bertahap alias tidak secara drastis.
Panji juga disarankan untuk terus mengonsumsi obat tersebut seumur hidup. Lantas, amankan mengonsumsi obat metformin dalam jangka waktu yang panjang? Apakah ada pengaruhnya untuk kondisi ginjal?
Obat Metformin memang telah lama terbukti dapat menurunkan kadar gula darah. Namun manfaat Metformin ternyata tidak sebatas itu saja.
Bagi penyandang diabetes, mengonsumsi Metformin dalam dosis tepat ternyata juga bisa memberikan proteksi lebih bagi penyandang diabetes melitus (DM), khususnya bagi mereka perokok aktif.
Metformin merupakan obat lama yang menurut guideline dari American Diabetes Association (ADA) masih menjadi terapi lini pertama penyakit diabetes.
Secara biomolekuler, obat ini memiliki seratus manfaat. Selain sebagai obat antidiabetes, obat ini juga dapat memberikan efek protektif terhadap sistem metabolik, melindungi jantung dan ginjal. Bahkan dapat mencegah pertumbuhan sel tumor (MCRC).
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Askandar Tjokroprawiro, mengungkapkan, efek proteksi yang diperoleh dengan mengonsumsi metformin telah banyak dipublikasikan di berbagai penelitian di luar negeri.
“Sudah banyak dipublikasikan penelitian tentang benefit lebih dari Metformin ini. Mengonsumsi Metformin dalam jangka panjang mampu memperkecil benjolan tumor pada payudara maupun usus besar,” ujarnya, dilansir dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur.