TREN rokok elektrik atau lebih dikenal dengan vape sudah semakin marak. Tak hanya menjangkau anak muda, kini vape juga diminati oleh kalangan dewasa.
Banyak anggapan penggunaan vape bisa membantu masyarakat yang ingin menghindari rokok. Ada pula yang menyebutkan penggunaan vape juga lebih aman daripada rokok. Lantas benarkah demikian?
Dilansir dari WebMD, Kamis (3/8/2023), vape ternyata juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Sebab vape mengandung nikotin yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan aliran darah. Asap yang dihasilkan lebih banyak dibanding rokok biasa.
Untuk menghasilkan asap yang banyak, vape menggunakan baterai untuk memanaskan nikotin, zat perasa, dan bahan kimia lainnya. Bahan kimia di dalam cairan vape tentunya sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kanker.
Hingga saat ini sulit diketahui berapa banyak kandungan bahan kimia di dalamnya, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik bertegangan tinggi memiliki lebih banyak formaldehida dan racun lain daripada rokok elektrik standar.
Selain itu, beberapa bahan kimia seperti diacetyl, formaldehida, dan akrolein dalam rokok elektrik dapat mengiritasi saluran udara di paru-paru. Hal ini dapat menimbulkan masalah. Misalnya saja diacetyl, salah satu bahan kimia yang ada di dalam liquid dengan berbagai rasa.
Studi telah menemukan bahwa perasa seperti kayu manis juga dapat menyebabkan radang sel paru-paru. Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami risiko kesehatan jangka panjang dari vaping.