“Bagi saya, pekerjaan pramugari tidak hanya melayani penumpang dan memastikan penerbangan yang aman dan menyenangkan. Di balik persinggahan tanpa akhir di berbagai belahan dunia, saya menemukan banyak hal untuk ditemukan, mulai dari jenis pesawat hingga proses manajemen maskapai dalam, manual pengoperasian, keselamatan penerbangan, dan lainnya," kata dia menimpali.
Sayangnya, pada April 2020, ketika pandemi melanda industri penerbangan sedunia, Gaby menjadi salah satu dari ratusan awak kabin yang sekejap langsung kehilangan pekerjaan hingga akhirnya ia memutuskan kembali berkecimpung di dunia jurnalistik.
“Saya merasa terkejut dan sangat kesal setelah menerima berita yang mengecewakan itu. Saat itu saya sedang training untuk bisa mengerjakan pesawat berbadan lebar, karena sebelumnya saya hanya menerbangkan jet Boeing 737-300/400. Dengan kata lain, sertifikat ini akan memungkinkan saya untuk terbang tidak hanya penerbangan jarak pendek tetapi juga jarak jauh. Itu akan membuka cakrawala baru untuk karier saya sebagai awak kabin. Namun, hal itu tidak terjadi," ungkapnya.
“Pertama, saya pikir situasi terkait pandemi ini hanya sementara. Tidak ada yang menyadari betapa seriusnya hal itu dapat memengaruhi perusahaan dan kehidupan kita. Saya sangat menyukai pekerjaan saya sebagai pramugari sehingga saya bahkan tidak berusaha mencari peluang kerja lain setelah saya dipecat. Saya akan berbohong jika saya mengatakan bahwa itu tidak berdampak emosional pada saya," sebut Gaby.
“Saya melihat situasi di pasar sangat buruk dan saya tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke maskapai pada saat itu. Tapi saya tidak ingin memutuskan hubungan saya dengan penerbangan. Saya mulai berpikir bahwa jika saya kehilangan kesempatan untuk terbang, mungkin saya dapat menggunakan waktu-waktu ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saya yang mungkin saya perlukan nanti ketika penerbangan pulih. Jadi, saya meraih gelar master dalam manajemen penerbangan di universitas lokal," lanjutnya.
Bersamaan dengan studi baru, eks pramugari salah satu maskapai internasional itu membangun rencana tentang bagaimana menggabungkan pengalaman sebelumnya di media dengan hasrat untuk industri penerbangan.