Tak hanya itu, berbagai benda purbakala dan benda kuno berbahan batu, tanah liat, keramik, hingga kayu juga ditampilkan pada pameran tersebut. Bentuknya bermacam-macam, seperti keris, tombak, arca, lingga yoni, hingga lemari rias kuno.
"Pameran ini sebagai sarana edukasi, sekaligus cara untuk mengenalkan sejarah tentang Banyuwangi kepada generasi milenial. Anak-cucu kita harus tahu bagaimana kisah Kerajaan Blambangan dan Macan Putih yang menjadi bagian sejarah Banyuwangi yang sangat menarik," katanya.
Selain mengenalkan benda purbakala, pameran juga menampilkan lukisan dan foto-foto tentang Banyuwangi zaman dulu. Dengan demikian, masyarakat dan anak-anak sekolah atau milenial di Banyuwangi tahu sejarah Banyuwangi. Mulai tentang Pantai Boom, Geopark Ijen, gandrung dan lainnya.
"Pameran kepurbakalaan ini juga sebagai media promosi. Jadi, Banyuwangi nantinya tidak hanya dikenal kaya destinasi wisata, tapi juga budaya dan situs yang harus dilestarikan," ungkap Ridho.
(Rizka Diputra)