Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Banyak Lahirkan Gadis Cantik, Begini Asal Mula Singkawang Dijuluki Kota Amoy

Cita Zenitha , Jurnalis-Jum'at, 09 Juni 2023 |08:03 WIB
Banyak Lahirkan Gadis Cantik, Begini Asal Mula Singkawang Dijuluki Kota Amoy
Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Foto: dok. Abdul Rahman)
A
A
A

JULUKAN Kota Amoy untuk Singkawang seringkali menjadi pertanyaan. Ya, Kota Seribu kelenteng ini mendapat predikat sebagai kota paling toleran oleh Setara Institute pada tahun 2018 silam.

Pemberian predikat itu bukan tanpa sebab. Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat ini terkenal memiliki kerukunan antar umat beragama paling tinggi. Sebab, masyarakat dari berbagai suku seperti Tionghoa, Dayak, dan Melayu hidup rukun berdampingan di sana.

Populasi Kota Singkawang pada tahun 2019 mencapai 222.910 juta jiwa. Berdirinya Kota Singkawang sendiri bermula dari keberadaan masyarakat Tionghoa di masa lampau.

Kata Singkawang berasal dari 'San Kew Jong' yang berarti kota yang terletak di antara muara, laut, gunung dan sungai.

Karena mayoritas penduduknya adalah Tionghoa, tidak heran jika banyak kelenteng yang masih berdiri. Oleh karena itu, Kota Singkawang mendapat julukan Kota Seribu Kelenteng.

Infografis Kota Paling Ramah Sedunia

Banyak juga masyarakat yang menyebut Kota Singkawang sebagai Kota Amoy. Tidak sedikit juga yang mempertanyakan mengapa Singkawang disebut Kota Amoy.

Kata Amoy sendiri bukanlah berkonotasi negatif. Julukan tersebut tertutur karena kota yang memiliki luas 504 km persegi itu dihuni oleh banyak orang Tionghoa. Sekitar 65 persen penduduk Kota Singkawang merupakan keturunan Tionghoa.

Orang Tionghoa menggunakan kata 'Amoy' untuk memanggil wanita atau anak gadis. Istilah tersebut merupakan serapan dari dialek Khek.

Secara harfiah panggilan 'Amoy' memiliki arti 'adik perempuan'. Definisi itulah yang membuat Singkawang disebut Kota Amoy.

Panggilan tersebut semakin terkenal mengingat hidup para wanita muda Hakka dari Singkawang yang rela menikah dengan orang luar negeri.

Jeratan ekonomi memaksa mereka untuk menikah dengan pria luar negeri seperti Taiwan, Hong Kong, Macau, Brunei, dan lainnya.

Praktik pernikahan dengan orang Singkawang bermula pada tahun 1970-an. Kala itu pemerintah Taiwan mengancam akan menyita harta benda rakyatnya jika mereka tidak memiliki keturunan.

Infografis Kota Terbaik di Eropa untuk Berlibur

Menikah dengan orang Tionghoa di Singkawang menjadi solusi pria Taiwan. Pasalnya, wanita Singkawang memiliki kesamaan dengan orang Taiwan. Pria Taiwan kurang berminat menikah dengan sama negara karena biaya pernikahannya sangat mahal.

Seiring perkembangan zaman praktik pernikahan demikian semakin berkurang. Sudah tidak ada lagi pernikahan terpaksa karena faktor warisan. Kebanyakan orang luar negeri mencari jodoh wanita Singkawang karena ingin memiliki keturunan.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement