KAWASAN di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah sebagai destinasi wisata prioritas warisan budaya dunia terus bersolek. Kini semakin banyak spot wisata dengan beragam atraksi dan aktivitas bagi wisatawan yang datang.
Salah satunya adalah Omah Mbudur, sebuah pusat wisata cagar budaya yang berlokasi sekitar 2 kilometer sebelah tenggara Candi Borobudur.
Sejumlah koleksi benda purbakala peninggalan masa Dinasti Syailendra tersebar di seantero kompleks bangunan seluas 2,5 hektare yang didominasi susunan batu alam, bata dan kayu ini.
BACA JUGA:
Di berbagai sudut area terbukanya terdapat replika arca, stupa dan relief Candi Borobudur karya sang pemilik, Nuryanto, yang memiliki darah seni tinggi.
Relief dari abu letusan Gunung Merapi karyanya banyak dibeli kolektor benda seni dari dalam maupun luar negeri. Harganya bisa sampai ratusan juta rupiah.

Kompleks Omah Mbudur (MPI/Armydian)
Memasuki Omah Mbudur yang mirip istana Mataram kuno di tengah hutan seperti berada di bumi saujana.
Sebuah panggung batu berhias patung, relief dan arca Borobudur berikut lapangan terbuka di tengah kompleks “istana” menjadi pusat pertunjukan seni kearifan lokal masyarakat setempat.
BACA JUGA:
Puluhan penari Topeng Ireng, tarian adat kawasan Borobudur, rutin menyambut kedatangan rombongan wisatawan lengkap dengan kostum dan gending-gending harmoni di kakinya.
Mereka menari penuh enerjik diiringi musik berirama cepat. Pertunjukan kolosal ini menggambarkan kehidupan masyarakat di lereng Menoreh yang bersahabat dengan alam juga paduan syiar agama dan bela diri.
“Pada malam-malam tertentu, kami menggelar wayangan di pendapa utama di sebelah lapangan. Wisatawan dapat menonton pertunjukan sambil makan malam,” kata Nuryanto saat menyambut rombongan media fam trip Parador Hotels and Resort, beberapa waktu lalu. Pendapa ini berkapasitas 200 orang.