 
                Pada akhirnya, Spelman menegaskan bahwa orang yang suka membuat video seks itu merasa tertantang akan dirinya sendiri dan memberi 'makan' jiwa narsisnya.
"Padahal, reality-nya, dia adalah pribadi yang rapuh karena dirinya dinilai tidak sesuai dengan versi ideal orang lain," ungkap Spelman.
"Jadi, mengapa seseorang membuat video seks? Akan dikembalikan lagi ke pribadinya. Kalau memang dilakukan dengan persetujuan dan tidak menyebabkan penderitaan, itu akan jadi urusan mereka," jelas laman Medpage Today.
(Dyah Ratna Meta Novia)