PULAU Cocos Keeling berada di tengah Samudera Hindia sebelah selatan Pulau Jawa. Cocos Keeling masuk dalam wilayah teritorial Australia, tapi mayoritas penduduk kepulauan kecil itu adalah Melayu dan Jawa.
Cocos Keeling terletak sekitar 1.000 kilometer dari Jakarta. Dulu, kepulauan tersebut dikuasai oleh Inggris dan Srilanka. Tapi, mulai 1955, Cocos Keling berada di bawah kedaulatan Australia.
BACA JUGA:
Pada 2010, populasi penduduk Cocos Keeling sekitar 600-an jiwa yang tersebar di dua pulau. Sekitar 120 orang ada di West Island atau Pulau Barat.
Mereka adalah orang-orang dari etnis Eropa. Kemudian sekira 500 populasi lagi adalah Melayu-Jawa tinggal di Home Island.
Masyarakat di Cocos Keeling umumnya menggunakan bahasa Inggris yang bercampur dengan dialek Melayu dan Indonesia.
Sebanyak 80 persen penduduk Kepulauan Cocos Keeling adalah Muslim Sunni.
Penduduk Pulau Cocos mempunyai ikatan yang unik dengan Indonesia. Sinetron Indonesia disiarkan di program TV yang dimiliki oleh masyarakat di sana.
Suatu keunikan tersendiri ketika ditemukan bahwa 80% penduduknya adalah muslim, dan beretnis Jawa dan Melayu. Mereka adalah keturunan para pekerja yang didatangkan oleh Inggris dari Jawa pada abad 19, untuk bekerja di perkebunan di sana.
Konon, para keturunan Jawa ini masih memegang budaya Jawanya, bahkan di antara golongan tuanya, masih ada yang bisa berbahasa Jawa.
Bahkan di dalam logo kepulauan tersebut, terdapat tulisan “Maju Pulu Kita” atau diartikan sebagai "Maju Pulau Kita".
Namun, banyak orang Jawa yang sebenarnya tak mengetahui mengenai saudara-saudara mereka yang hidup di pulau kecil nan terpencil ini.
(Salman Mardira)