Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengulik Asal-usul Penamaan Sumbawa, Pulau Terbesar di Nusa Tenggara Barat

Novie Fauziah , Jurnalis-Senin, 17 April 2023 |08:02 WIB
Mengulik Asal-usul Penamaan Sumbawa, Pulau Terbesar di Nusa Tenggara Barat
Keidnahan Pantai Sumbawa, NTB (Foto: Instagram/@404aerial)
A
A
A

SUMBAWA dikenal dengan wisata sejarah dan keindahan alamnya yang memikat. Wilayah yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tidak terlepas dari sejarah dan asal usul namanya.

Keberadaan Tana Samawa atau wilayah Sumbawa, mulai dicatat oleh sejarah sejak zaman Dinasti Dewa Awan Kuning, tetapi tidak banyak sumber tertulis yang bisa dijadikan bahan acuan untuk mengungkapkan situasi dan kondisi pada waktu itu.

Sebagaimana masyarakat di daerah lain, sebagian rakyat Sumbawa masih menganut animisme dan sebagian sudah menganut agama Hindu.

Baru pada kekuasaan raja terakhir dari Dinasti Awan Kuning, yaitu Dewa Maja Purwa, ditemukan catatan tentang kegiatan pemerintahan kerajaan, antara lain bahwa Dewa Maja Purwa telah menandatangani perjanjian dengan Kerajaan Gowa di Sulawesi.

Pulau Sumbawa

(Foto: Instagram/@max.gmd14)

Dilansir dari laman resmi Pemkab Sumbawa, Tanah Samawa yang disebut Kabupaten Sumbawa, kelahirannya tidak lepas dari kelahiran Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 yang merupakan landasan Konstitusional dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 18 UUD 1945 (sebelum amandemen).

Selanjutnya, pemerintah di Tana Samawa menjadi Swapraja Sumbawa yang bernaung di bawah Provinsi Sunda Kecil.

Sejak saat itu pemerintahan terus mengalami perubahan mencari bentuk yang sesuai dengan perkembangan yang ada sampai dilikuidasinya daerah pulau Sumbawa pada tanggal 22 Januari 1959.

Kelahiran Kabupaten Sumbawa tidak terlepas dari pembentukan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 yang merupakan tonggak sejarah terbentuknya Daswati I Nusa Tenggara Barat dan Daswati II dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari

Daswati II Lombok Barat, Daswati II Lombok Tengah, Daswati II Lombok Timur, Daswati II Sumbawa, Daswati II Dompu, Daswati II Bima.

Wilayah Kabupaten Sumbawa memiliki lima gunung, di antaranya Gunung Batu Lanteh mempunyai ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut, Gunung Takan 1.400 meter, Gunung Jaran Pusang 1.283 meter, Gunung Tongo 1.167 meter dan Gunung Dodo 1.147 meter.

Seperti wilayah di Indonesia lainnya, Kabupaten Sumbawa beriklim tropis dengan suhu yang hangat hingga panas sepanjang tahun dengan suhu udara rerata berkisar antara 17–34 celsius. Berdasarkan klasifikasi iklim, sebagian besar wilayah Kabupaten Sumbawa beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim yang berbeda, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Pulau Sumbawa

(Foto: Instagram/@devitedja)

Kemudian musim penghujan di wilayah Kabupaten Sumbawa dipengaruhi oleh hembusan angin monsun baratan yang bersifat lembab, basah, dan banyak mengandung awan-awan hujan yang biasanya terjadi pada periode November hingga April.

Puncak musim penghujan di wilayah Kabupaten Sumbawa biasanya terjadi pada bulan Januari dan Februari dengan rerata curah hujan bulanan lebih dari 260 mm per bulan. Jadi bagi Anda yang ingin pergi ke Sumbawa bisa memprediksi, kapan waktu yang pas untuk liburan ke wilayah Indonesia di bagian Timur itu.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement